Para pedagang pasar sudah terinformasi dan sadar bahwa vaksinasi itu adalah sesuatu yang harus dilakukan
Jakarta (ANTARA) - Katadata Insight Center (KIC) mengatakan saat ini keraguan pedagang pasar terhadap keamanan dan keampuhan vaksin yang digunakan untuk menangkal COVID-19 di Indonesia telah mengalami penurunan.

“Hanya tersisa kurang dari 10 persen yang tetap khawatir mengenai efektivitas vaksin dan efek sampingnya. Lebih sedikit dari satu persen saja yang dari tenang menjadi khawatir akan kedua hal tersebut,” kata Manajer Riset KIC, Vivi Zabkie dalam Survei Katadata “Cek Fakta Untuk Halau Hoaks di Pedagang Pasar” yang diikuti daring di Jakarta, Rabu.

Hasil data itu didapat setelah pihaknya melakukan survei sebanyak dua tahap pada 1.061 responden pada survei kedua yang dilakukan tanggal 10 November hingga 30 November 2021 melalui metode online dan non-probability sampling dan survei pertama yang dikerjakan di bulan Juni-Juli 2021 dengan jumlah responden sebanyak 1.454 orang.

Baca juga: Menlu RI: Peran perempuan penting dalam tangani pandemi

Dari 241 responden yang mengikuti kedua survei itu di 34 provinsi, Vivi menuturkan persepsi pedagang mengalami perubahan pada keamanan, keampuhan dan efek samping dari vaksin COVID-19. Menyebabkan jumlah persentase keraguan mengalami penurunan.

Data menunjukkan saat ini sebanyak 96,3 persen pedagang pasar menyetujui bahwa vaksin COVID-19 yang digunakan di Indonesia terbukti aman bagi tubuh. Hal tersebut mengalami peningkatan dari sebelumnya yang ada sebesar 88,0 persen.

Sebesar 92,9 persen pedagang juga percaya bahwa vaksin yang digunakan efektif untuk dapat memerangi COVID-19. Sebelumnya, jumlah orang yang mempercayai vaksin hanya sebanyak 80,1 persen saja.

Baca juga: Hapus keraguan dan isu miring tentang vaksinasi

Vivi melanjutkan, pada aspek keampuhan dan efektivitas vaksin, sebanyak 39,2 persen responden mengatakan khawatir untuk melakukan vaksinasi pada tahun lalu. Namun, kini sebesar 40,4 persen mengaku jauh lebih tenang dibandingkan tahun sebelumnya.

Artinya, kata dia, persepsi akan keamanan dan keampuhan vaksin pun sudah jauh membaik. Sebab, pada survei pertama, sebanyak 17,8 persen pedagang menyatakan dirinya ragu akan efektivitas vaksin. Namun, jumlah itu menurun menjadi 6,6 persen setelah pihaknya melakukan sosialisasi hoaks.

“Kami lihat juga ada perubahan sikap. Oleh karenanya, cakupan vaksinasi pada pedagang membaik,” ujar dia.

Baca juga: Kapolri: Tidak perlu ada keraguan ikuti vaksinasi COVID-19

Sekretaris Jenderal Asosiasi Pedagang Pasar Indonesia (Asparindo) Suhendro mengatakan sekitar 95 persen pedagang pasar di seluruh Indonesia sudah menerima vaksinasi dosis satu dan dua.

“Para pedagang pasar sudah terinformasi dan sadar bahwa vaksinasi itu adalah sesuatu yang harus dilakukan,” ucap dia.

Menurutnya, keadaan jauh lebih baik dibandingkan pada awal pemberian vaksin yang memiliki banyak hoaks beredar dalam masyarakat.

Guna mencegah para pedagang termakan hoaks, pihaknya sampai melakukan pilot project di sejumlah pasar, meski pada hari pertama tak banyak orang yang datang. Tetapi memasuki hari kelima dan seterusnya, banyak pedagang baru mau mengikuti vaksinasi.

“Ini terjadi karena hoaks yang memang sangat banyak sekali di awal-awal vaksinasi,” kata Suhendro.

Kini, dia mengatakan para pedagang sedang menunggu giliran untuk mendapatkan vaksin booster dari pemerintah.

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2022