Manila (ANTARA) - Bank Pembangunan Asia (ADB) mengatakan pada Rabu bahwa mereka berusaha mengembangkan cara untuk secara langsung menghubungkan bank-bank sentral dan securities depositories (lembaga penyimpanan dan penyelesaian di pasar modal) kawasan ASEAN+3 dalam sebuah jaringan blockchain.

Kawasan ASEAN+3 terdiri dari 10 anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara ditambah Jepang, China dan Korea Selatan.

Menurut bank yang berbasis di Manila, secara langsung menghubungkan institusi dalam jaringan blockchain dapat mengurangi biaya transaksi dan risiko penyelesaian, kemungkinan bahwa sekuritas tidak dipertukarkan dalam kerangka waktu yang disepakati.

Transaksi surat berharga lintas batas di kawasan ASEAN+3 saat ini diproses melalui jaringan global kustodian dan bank koresponden, yang melalui pusat global baik di Amerika Serikat maupun Eropa.

“Akibatnya, penyelesaian transaksi intraregional di ASEAN+3 memakan waktu setidaknya dua hari, karena perbedaan waktu serta jam operasional yang bervariasi untuk pasar dalam zona waktu yang sama,” kata ADB.

Bank pembangunan regional tersebut mengatakan langkah itu akan dibahas dengan pejabat pemerintah ASEAN+3 dan anggota Forum Infrastruktur Penyelesaian Lintas Batas dari Inisiatif Pasar Obligasi Asia, yang terdiri dari bank sentral dan securities depositories dari seluruh kawasan.

Baca juga: ADB: Pengiriman uang Asia Pasifik naik 6,7 persen tahun ini

Baca juga: ADB pangkas pertumbuhan negara berkembang Asia atas risiko Omicron

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022