Jakarta (ANTARA) - Presiden RI Joko Widodo menekankan dunia saat ini membutuhkan solusi permanen dalam menghadapi persoalan kesehatan yang tidak terduga.

"Ke depan kita perlu solusi yang permanen agar dunia mampu menghadapi permasalahan kesehatan yang tidak terduga," kata Presiden Jokowi dalam pidatonya saat menghadiri World Economic Forum secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis.

Presiden Jokowi menyampaikan semua pihak harus mengevaluasi kondisi saat ini. Menurutnya, krisis COVID-19 menunjukkan rapuhnya ketahanan kesehatan global di semua negara.

Baca juga: Presiden : 301 juta dosis vaksin COVID-19 sudah disuntikkan ke rakyat

Presiden berpandangan kolaborasi saat ini seperti Covax Facility hanyalah solusi sesaat dan peran WHO belum mencakupi banyak hal strategis bagi kehidupan dunia. Oleh karena itu, Presiden Jokowi menekankan perlunya sebuah solusi permanen dalam menghadapi permasalahan kesehatan yang tidak terduga.

Presiden Jokowi menegaskan Presidensi G20 Indonesia akan memperjuangkan penguatan arsitektur sistem ketahanan kesehatan dunia yang dijalankan sebuah badan dunia semacam IMF di sektor keuangan yang bertugas menggalang sumber daya kesehatan dunia, antara lain untuk pembiayaan darurat kesehatan dunia, pembelian vaksin, pembelian obat-obatan, hingga pembelian alat kesehatan.

Baca juga: Presiden Jokowi: Tak boleh lagi ada cerita UMKM sulit akses modal

Kemudian merumuskan standar protokol kesehatan global yang antara lain mengatur perjalanan lintas batas negara agar standar protokol kesehatan di semua negara bisa sama, serta memberdayakan negara berkembang dalam hal kapasitas manufaktur lokal berupa pengelolaan hak paten akses-akses terhadap teknologi investasi di alat kesehatan dan obat-obatan.

"Dibutuhkan pembiayaan bersama untuk arsitektur baru sistem ketahanan kesehatan dunia tersebut," jelas Presiden Jokowi.

Baca juga: Presiden Jokowi: Pengawasan OJK saat masa pandemi tidak boleh melemah

Menurut Presiden Jokowi, biaya arsitektur itu jauh lebih kecil dibandingkan kerugian dunia saat kerapuhan sistem kesehatan global saat menghadapi pandemi COVID-19.

"Seharusnya negara maju tidak keberatan untuk mendukung inisiasi bersama ini. Tentu saja G20 akan sangat berperan sekali dalam menggerakkan pembangunan arsitektur ketahanan kesehatan global ini. Artinya dibutuhkan sebuah kesepakatan bersama di G20 terlebih dahulu," ujarnya.

 

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2022