Purwokerto (ANTARA) - Pakar pertanian Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Prof Totok Agung Dwi Haryanto menilai aspek fungsional peneliti harus lebih dipentingkan agar tetap bisa berkarya dengan maksimal.

Saat dihubungi di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Rabu, dia mengatakan tidak masalah jika sejumlah lembaga penelitian nonkementerian dilebur ke dalam Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) ataukah terpisah seperti sebelumnya.

Dengan lebih mementingkan aspek fungsional, kata dia, peneliti-peneliti itu bisa melaksanakan tugas dalam fungsinya masing-masing secara maksimal.

"Jadi, apakah itu akan dikoordinasi oleh BRIN atau tetap seperti kemarin tersebar di beberapa kelembagaan, menurut hemat saya yang lebih penting adalah bagaimana peneliti-peneliti Indonesia itu bisa berfungsi maksimal," kata mitra bestari di berbagai perguruan tinggi dan lembaga penelitian nasional itu.

Ia mengatakan jika peneliti-peneliti di Indonesia bisa berfungsi maksimal, mereka akan menghasilkan karya-karya yang bermanfaat untuk mencerdaskan kehidupan bangsa serta memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh bangsa secara konkret.

Selain itu, kata dia, menghasilkan teknologi yang dibutuhkan oleh bangsa Indonesia yang sampai dihilirisasi dan dikomersialisasikan.

"Contohnya menghasilkan alat, sepeda motor, mobil, pesawat, varietas, teknologi pertanian, pupuk, dan lain-lain serta menghasilkan kebijakan-kebijakan publik, dan menghasilkan model-model pemberdayaan masyarakat yang teradopsi sampai kepada masyarakat termasuk masyarakat industri. Itu artinya bagaimana peneliti itu berfungsi maksimal, baik dalam bentuk kelembagaan yang terpisah-pisah maupun terkoordinasi dalam BRIN itu yang nomor dua," katanya.

Baca juga: Kemristekdikti: sinergi litbang harus berujung "outcame"

Lebih lanjut, Totok mengatakan ketika peneliti berfungsi maksimal, tidak akan ada duplikasi kegiatan yang sama di tempat yang berbeda.

Menurut dia, perguruan tinggi, badan penelitian dan pengembangan, serta semua kelembagaan seperti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan sebagainya bersinergi membagi tugas atau kaveling untuk penelitian-penelitian terbaik dari putra-putra terbaik bangsa.

"Harapannya memang ketika lembaga penelitian nonkementerian itu dilebur ke dalam BRIN bisa lebih terkoordinasi, bisa lebih terpusat, termasuk aset, 'sharing' fasilitas, 'sharing' pendanaan, 'sharing' sumber daya manusia bisa menjadi lebih baik, bisa saling mendukung. Itu sisi positifnya," kata peneliti yang telah menghasilkan sejumlah karya seperti padi gogo aromatik itu.

Kendati demikian, dia mengakui ada yang memandang bahwa dengan peleburan lembaga penelitian itu ke dalam BRIN akan terjadi intervensi terhadap independensi para peneliti.

"Makanya, ayo kita jaga bersama-sama nanti keputusan mana yang terbaik, ayo kita jaga bersama agar kelembagaan yang disepakati itu bisa juga berfungsi maksimal mendukung para SDM peneliti itu bisa berfungsi secara maksimal sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing," kata dia yang telah ditetapkan sebagai bakal calon Rektor Unsoed periode 2022-2026 itu.

Totok mengatakan seperti yang telah diketahui bahwa jumlah peneliti terbanyak berada di perguruan tinggi dibandingkan dengan yang ada di badan litbang, kementerian, maupun lembaga-lembaga penelitian lainnya.

"Lagi pula di perguruan tinggi itu terdukung dengan sumber daya manusia mahasiswa S1, S2, S3 yang sangat banyak, sehingga tentu saja dukungan pendanaan untuk penelitian perguruan tinggi menjadi sangat penting. Nah ini bisa saja, selama ini dikoordinasi lalu dimanajemen oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, kemudian nanti dikoordinasi oleh BRIN, yang penting akuntabilitasnya bisa terjaga," kata dia yang pernah menjabat sebagai Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Unsoed itu.

Dengan demikian yang terpenting saat sekarang, kata dia, peneliti bisa melaksanakan fungsinya sebagai peneliti terbaik sampai menghasilkan produk yang mampu memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi bangsa saat ini, sehingga tidak menjadi bangsa yang mengimpor teknologi dari luar terus-menerus. 

Baca juga: BRIN perkuat kegiatan riset di perguruan tinggi
Baca juga: Wapres: Universitas bertanggung jawab hasilkan riset berkualitas

Pewarta: Sumarwoto
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2022