Jakarta (ANTARA) - Epidemiolog Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan ada kecenderungan pemberian vaksinasi penguat (booster) secara rutin di masa mendatang sebagai upaya membentengi diri dari paparan COVID-19.

"Tapi, tidak harus semua orang yang rutin divaksinasi penguat, hanya kelompok rentan seperti lansia saja yang harus terus mendapatkannya," kata Dicky Budiman saat hadir secara virtual di Instagram Liputan6.SCTV yang diikuti dari Jakarta, Kamis.

Baca juga: Epidemiolog ingatkan kuartal I 2022 masa rawan bagi Indonesia

Selain itu, bayi-bayi yang akan lahir di masa mendatang juga harus mendapatkan proteksi yang sama hingga berusia remaja. "Akan tetapi, rutinitas pemberian vaksin penguat juga harus melihat perkembangan teknologi vaksinnya. Saat ini belum ada yang mampu memproteksi di atas satu tahun, sehingga penguat diperlukan setelah setahun," katanya.

Dalam acara yang sama, Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi menambahkan pihaknya masih menantikan hasil penelitian para pakar terkait kemungkinan diberikannya vaksinasi penguat secara rutin di Indonesia.

"Informasi seputar vaksinasi penguat yang harus dilakukan rutin masih belum cukup, karenanya kami masih menunggu hasil penelitiannya seperti apa," katanya.

Seperti halnya vaksin flu yang direkomendasikan dilakukan setiap tahun, vaksin COVID-19 pun bisa saja diberikan setiap tahun. "Bahkan, saat ini pun vaksin flu bisa dilakukan sebagai tambahan proteksi di masa pandemi," katanya.

Baca juga: Epidemiolog: Sirkulasi udara yang buruk percepat penularan COVID-19

Baca juga: Kemenkes: Vaksinasi penguat tidak bersifat wajib

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022