Yogyakarta (ANTARA) - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta seluruh pelaku wisata di wilayahnya dapat menjadi teladan penerapan protokol kesehatan secara disiplin selama libur Natal 2021 dan Tahun Baru 2022.

"Pelaku wisata, travel agent dan seluruh jasa pendukungnya agar menjadi teladan terdepan dalam menavigasi dan menaati ketentuan yang berlaku," ujar Sultan saat menyampaikan "Sapa Aruh" menjelang Natal 2021 dan Tahun Baru 2022" di Bangsal Kepatihan, Yogyakarta, Rabu.

Menurut Sultan, sudah menjadi adat bahwa memasuki momentum akhir tahun, Yogyakarta dikunjungi oleh pendatang atau wisatawan dari berbagai wilayah di Indonesia.

Baca juga: Yogyakarta percepat vaksinasi bagi pelaku wisata dan ekonomi kreatif

Baca juga: Pelaku usaha akomodasi wisata di Yogyakarta jalani vaksinasi COVID-19


Oleh sebab itu, ia mengimbau seluruh warga di DIY untuk tetap patuh menegakkan protokol kesehatan.

Selain pelaku atau pengelola industri wisata, Sultan berharap para pengunjung atau wisatawan yang datang ke DIY juga memiliki kesadaran menerapkan prokes tanpa ditegur terlebih dahulu.

Para wisatawan yang akan berkunjung ke Yogyakarta, diharapkan Sultan senantiasa legawa, ikhlas, dan mandiri dalam melaksanakan tertib Protokol 5M.

"Tak perlu sampai ditegur dan diingatkan, karena kesadaran pribadi adalah utamanya, hakikatnya apabila kita ingin sehat dan selamat," ucap Sultan.

Dalam sapa aruh itu, Gubernur DIY juga minta seluruh instansi pemerintah, Satgas COVID-19 DIY serta para relawan sampai di level RT/RW ikut mengawasi titik keramaian serta titik wisata untuk mencegah potensi penularan COVID-19.

Baca juga: Pelaku wisata Yogyakarta bisa "self assessment" protokol COVID-19

Menurut Raja Keraton Yogyakarta itu, koordinasi antara relawan atau satgas dengan shelter dan fasilitas kesehatan setempat perlu diaktifkan kembali sebagai langkah preventif.

Namun demikian, ia berpesan dalam melalukan pengawasan serta berinteraksi dengan para pendatang atau wisatawan, masyarakat di DIY tetap mengedepankan keramahtamahan.

"Dalam berinteraksi dengan 'sedulur' kita para wisatawan, tetaplah mengedepankan 'grapyak-semanak' (ramah penuh kekeluargaan) meski dengan menjaga jarak, dan tetap 'semedulur' (menjaga persaudaraan)," kata dia.

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021