Bandarlampung (ANTARA News) - Penggiat Komunitas Dongeng Dakocan Ivan Sumantri Bonang menyarankan orang tua menyediakan waktu minimal 20 menit yang berkualitas untuk berkomunikasi dengan anak.

"Dalam konteks pendidikan di dalam keluarga, orang tua harus memiliki keterampilan untuk dapat menerjemahkan prinsip pendidikan anak terutama usia dini," kata dia di Bandarlampung, Selasa.

Penyediaan waktu yang berkualitas, lanjut dia, merupakan syarat dasar orang tua untuk menerjemahkan prinsip pendidikan anak usia dini di dalam keluarganya.

"Sedianya orang tua harus menyediakan waktu berkualitas yang sebanyak-banyaknya untuk anak-anaknya. Namun karena keterbatasan waktu maka minimal orang tua harus menyediakan waktu minimal 20 menit yang dapat memukau anak-anaknya agar prinsip-prinsip pengasuhan dapat dilaksanakan," ujar dia.

Ivan menjelaskan, waktu berkualitas bersama antara orang tua dan anak-anak tidak hanya ditentukan oleh banyak atau sedikitnya waktu pengasuhan yang disediakan oleh orang tua untuk anak-anaknya.

Waktu berkualitas tersebut sangat ditentukan oleh tingginya intensitas komunikasi antara orang tua dan anak.

"Semakin banyak waktu yang berkualitas untuk anak-anak, maka kedekatan emosi antara orang tua dengan anak akan terjaga. Kedekatan tersebut akan memudahkan orang tua untuk mentransfer nilai-nilai kepada anak-anaknya. Dan ini memberi peluang yang besar untuk membetuk karakter yang baik dan mengasah banyak jenis kecerdasan," katanya.

Pada saat ini, ujar dia, tidak menutup kemungkinan bahwa pengasuhan seorang anak tidak sepenuhnya dilakukan oleh kedua orang tuanya dengan berbagai alasan, seperti terhalang olah pekerjaan mencari nafkah untuk keluarga.

Sehingga pengasuhan terhadap seorang anak harus diserahkan kepada orang dewasa selain kedua orangtuanya, misalnya nenek, kakak, atau bahkan pengasuh anak.

"Namun, hambatan di atas bukanlah merupakan alasan bagi orang tua untuk tidak melakukan pengasuhan berkualitas bagi anak-anaknya. Dalam rentang waktu yang hanya tersisa sedikit, orang tua harus tetap mengkreasi waktu yang berkualitas bagi anaknya," sarannya.

Dia pun menjelaskan, untuk para orang tua yang mempunyai kesempatan melakukan pengasuhan secara langsung terhadap anak-anaknya, juga tidak dapat dikatakan secara otomatis telah melakukan pengasuhan yang juga berkualitas.

Hal itu bisa terjadi karena ketidakmampuan orang tua untuk berkomunikasi juga kurangnya pemahaman orang tua terhadap kebutuhan anak sesuai dengan usia tumbuh kembangnya.

Di sisi lain kebutuhan anak atas perhatian dan pengasuhan yang sangat intensif dari orang tuanya tidak dapat ditunda.

"Karena lingkungan awal seorang anak terutama terbatas pada rumah yang berarti sangat tergantung pada orang dewasa di dekatnya yakni orang tuanya, maka hubungan antara anak dan orangtua mempunyai peran yang penting dalam menentukan pola perkembangan psikis, sosal, dan emosionalnya di masa depan," kata dia.

Pendongeng itu pun menjelaskan, ada banyak metode yang digunakan untuk mengkreasi waktu pertemuan dalam pengasuhan yang berkualitas antara orangtua dan anak. Metode yang dapat digunakan adalah permainan sederhana, bercerita, pujian, penghargaan, hafalan nilai-nilai, permainan sebab akibat, permainan kata-kata yang memerlukan pikiran lebih panjang, dan dialog atau diskusi serta dapat diterapkan kepada anak-anak dengan melihat jenjang usia perkembangan.

"Namun untuk anak usia dini, dari kesemua metode diatas, metode bercerita atau mendongeng merupakan metode yang paling tepat. Mengapa demikian? Karena bayi atau anak-anak belum memiliki referensi tentang banyak hal dan belum bisa berfantasi karena keterbatasan kognitif dan bahasa mereka," katanya.

Orang tua harus memberikan rangsangan untuk meningkatkan kemampuan anak tersebut, untuk itu orang tua perlu menggambarkan secara rinci tentang segala sesuatu yang diceritakannya. (T013/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011