Penguasa-penguasa lokal begitu ikhlasnya menyerahkan kekuasaan mereka dengan segala konsekuensi konstitusionalnya.
Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi mengimbau peserta Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa Nasional (Diklatpimnas) II Kementerian Agama (Kemenag) untuk memperkuat keberadaan ideologi Pancasila di Indonesia.

Menurut Yudian Wahyudi, berdasarkan keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu, langkah untuk memperkuat ideologi Pancasila itu dapat mereka lakukan dengan senantiasa mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila ke dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Imbauan itu disampaikannya secara virtual saat menjadi narasumber acara Diklatpimnas II Kementerian Agama bertema Rebranding Kepemimpinan Mahasiswa PTKI: Penguatan Literasi Keagamaan, Moderasi, dan Teknologi di Era Supremasi Digital di Serang, Banten, Selasa (7/12).

Sebagai calon pemimpin masa depan yang berasal dari Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI), lanjut Yudian, pengimplementasian Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara makin mendesak untuk dilakukan para peserta Diklatpimnas II Kemenag.

Dalam catatan sejarah, kata Yudian, banyak negara pascaperang dunia kedua terpecah belah. Namun, kondisi tersebut tidak dialami Indonesia karena adanya semangat kesatuan dan persatuan.

Semangat itu, kata dia, tidak lahir begitu saja, tetapi muncul karena perjuangan dari para pahlawan serta kerelaan 54 wilayah kesultanan Nusantara untuk bersatu.

"Belum pernah terjadi penguasa-penguasa lokal begitu ikhlasnya menyerahkan kekuasaan mereka dengan segala konsekuensi konstitusionalnya, kecuali di Indonesia," ucap Yudian.

Oleh karena itu, catatan sejarah tersebut menjadi salah satu pertimbangan kuat bagi bangsa Indonesia, terutama peserta Diklatpimnas II untuk tidak meragukan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia, apalagi berusaha menggantinya dengan ideologi lain.

Selain itu, kata Yudian, adanya pengakuan internasional terhadap Pancasila sebagai alat pemersatu bangsa juga meneguhkan alasan untuk memperkuat keberadaan falsafah negara itu.

Lalu, Yudian Wahyudi menegaskan bahwa Pancasila merupakan konsensus nasional bangsa Indonesia sejak kemerdekaan sehingga tidak ada alasan untuk menggantinya dengan ideologi lain

"Kita semua sudah sepakat konsensus bahwa kita ini negara Pancasila," katanya menegaskan.

Baca juga: Anggota DPR: Demokrasi, hukum, dan etika tingkatkan kualitas demokrasi

Baca juga: Wakil Ketua MPR tegaskan Pancasila ideologi negara keputusan strategis

Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2021