London (ANTARA) - Dolar sedikit lebih tinggi, euro jatuh dan yen stabil di sesi perdagangan Asia pada Senin sore, karena pasar uang membalikkan beberapa pergerakan Jumat (26/11/2021), kembali tenang setelah kejutan awal dari penemuan varian virus corona baru Omicron.

Varian Omicron, pertama kali terdeteksi di Afrika selatan, memicu alarm global, dengan pasar keuangan dilanda aksi jual pada Jumat (26/11/2021) di tengah kekhawatiran bahwa itu akan mengganggu pemulihan ekonomi setelah pandemi dua tahun.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan belum jelas apakah Omicron, yang telah ditemukan di seluruh dunia, lebih mudah menular daripada varian lain atau apakah menyebabkan penyakit yang lebih parah.

Namun, pasar agak tenang pada Senin dengan saham berjangka AS dan harga minyak rebound, karena investor mengambil pandangan yang lebih seimbang, menunggu sampai dampak varian menjadi lebih jelas.

Baca juga: Yuan menguat lagi 64 basis poin menjadi 6,3872 terhadap dolar AS

Indeks dolar AS, yang mengalami penurunan satu hari terbesar sejak Mei pada Jumat (26/11/2021), kembali lebih tinggi dan pada pukul 08.21 GMT naik 0,1 persen menjadi 96,326.

Status dolar sebagai mata uang safe-haven berarti dapat mengambil keuntungan dari ketidakpastian, tetapi jatuh pada Jumat (26/11/2021) karena varian Omicron dipandang mungkin mempengaruhi kapan Federal Reserve dan bank sentral utama lainnya akan menaikkan suku bunga.

Euro, yang naik terhadap dolar pada Jumat (26/11/2021), turun sekitar 0,4 persen pada 1,12665 dolar AS.

Kepala valas dan penelitian komoditas Commerzbank Ulrich Leuchtmann menulis dalam catatan klien bahwa euro pada awalnya diuntungkan dari varian Omicron karena sikap dovish Bank Sentral Eropa.

Baca juga: Emas melonjak di atas 1.800 dolar, dipicu ketakutan varian virus baru

"Jika Omicron mengarah pada penguncian dan pengurangan baru dalam aktivitas ekonomi dalam skala global, semua ekspektasi kenaikan suku bunga menjadi sia-sia dan kemudian mereka akan memperkirakan turun lagi dengan cukup cepat," katanya.

"Dan mata uang mana yang akan menjadi pemenang relatif? Tentu saja, mata uang di mana kenaikan suku bunga tidak pernah diperkirakan terlalu tinggi sejak awal. Dan itu adalah euro, yen Jepang, dan franc Swiss."

Yen Jepang stabil dan naik sekitar 0,2 persen hari ini versus dolar di 113,33 pada pukul 08.29 GMT. Euro-yen mencapai level terendah baru sembilan bulan.

Franc Swiss juga membalikkan pergerakan baru-baru ini. Pada Jumat (26/11/2021) franc mengalami lompatan satu hari terbesar terhadap dolar sejak Juni 2016, pergerakan harian yang sedikit lebih besar daripada di puncak guncangan pasar pertama yang disebabkan oleh virus corona pada Maret 2020, tetapi pada Senin turun 0,4 persen menjadi 0,9256.

Analis mengatakan bahwa pasar mata uang kemungkinan akan tetap bergejolak sampai varian baru lebih dipahami.

"Hasil kemanjuran vaksin dengan dua minggu ke depan akan menjadi berita utama yang paling penting untuk diwaspadai serta apakah gejalanya berbeda dari varian lain," tulis analis Nomura Jordan Rochester dalam sebuah catatan kepada klien.

Goldman Sachs mengatakan tidak akan mengubah perkiraan ekonominya berdasarkan varian Omicron sampai kemungkinan dampaknya menjadi lebih jelas.

BioNTech mengatakan pada Jumat (26/11/2021) bahwa mereka mungkin tahu dalam waktu dua minggu jika vaksin yang dikembangkannya dengan Pfizer perlu dikerjakan ulang.

Sementara itu, di pasar uang kripto, bitcoin yang mencapai level terendah tujuh minggu pada Minggu (28/11/2021) sebelum meningkat kembali. Pada pukul 08.37 GMT, berada di 57.386,24 dolar AS, naik sekitar 0,1 persen hari ini tetapi masih di bawah tertinggi sepanjang masa di 69.000 dolar AS yang dicapai awal bulan ini.

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021