Nilai tukar rupiah berpotensi tertekan lagi terhadap dolar AS hari ini setelah yield obligasi pemerintah AS masih menunjukan kenaikan
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu diperkirakan masih akan melemah dipicu kenaikan imbal hasil atau yield obligasi pemerintah Amerika Serikat.

Rupiah pagi ini bergerak melemah 19 poin atau 0,13 persen ke posisi Rp14.277 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.258 per dolar AS.

"Nilai tukar rupiah berpotensi tertekan lagi terhadap dolar AS hari ini setelah yield obligasi pemerintah AS masih menunjukan kenaikan," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra saat dihubungi di Jakarta, Rabu.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun menyentuh kisaran 1,68 persen, setelah sehari sebelumnya bergerak di kisaran 1,63 persen.

Menurut Ariston, kenaikan imbal hasil obligasi tersebut didukung oleh sentimen potensi percepatan tapering dan kenaikan suku bunga acuan AS.

Minggu lalu sebagian pejabat bank sentral AS The Fed mengungkapkan wacana percepatan tapering karena kenaikan inflasi dan pemulihan ekonomi AS.

"Nominasi Jerome Powell sebagai Gubernur The Fed oleh Presiden Joe Biden mendorong ekspektasi percepatan kenaikan suku bunga acuan AS," ujar Ariston.

Sementara itu, jumlah kasus harian COVID-19 di Tanah Air pada Selasa (23/11) mencapai 394 kasus sehingga total jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 mencapai 4,25 juta kasus.

Sedangkan jumlah kasus meninggal akibat terpapar COVID-19 mencapai 9 kasus sehingga totalnya mencapai 143.753 kasus.

Adapun untuk jumlah kasus sembuh bertambah sebanyak 434 kasus sehingga total pasien sembuh mencapai 4,1 juta kasus. Dengan demikian, total kasus aktif COVID-19 mencapai 7.916 kasus.

Untuk vaksinasi, jumlah masyarakat yang sudah disuntik vaksin dosis pertama mencapai 135,42 juta orang dan vaksin dosis kedua 90,23 juta orang dari target 208 juta orang yang divaksin.

Ariston mengatakan rupiah hari ini masih akan berpotensi melemah ke arah Rp14.300 per dolar AS dengan potensi penguatan di kisaran Rp14.220 per dolar AS.

Pada Selasa (23/11), rupiah ditutup melemah 9 poin atau 0,06 persen ke posisi Rp14.258 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.249 per dolar AS.
 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021