Magelang (ANTARA) - Wali Kota Magelang Muchamad Nur Aziz mengapresiasi rencana pembentukan Kota Kembar Magelang-Tula (Mantul) yang diharapkan dapat mewujudkan visi sebagai kota yang maju, sehat, dan bahagia.

"Magelang ini kota kecil tapi 'mentes'. Kami punya budaya, wisata seperti Gunung Tidar, Taman Kyai Langgeng, dan Akademi Militer. Produk pertanian seperti lele juga bisa ditangkap peluangnya," kata dia di Magelang, Kamis.

Ia menyampaikan hal tersebut pada kuliah umum bertema "Hubungan Indonesia-Rusia: Menyongsong Kerja Sama Kota Kembar Magelang- Tula" secara daring. Acara ini terselenggara atas prakarsa KBRI Moskow bekerja sama dengan Pemerintah Kota Magelang dan Universitas Tidar Magelang.

Rektor Universitas Tidar Kota Magelang Mukh Arifin berharap, ke depan kerja sama internasional akan membuat Universitas Tidar menjadi universitas unggul dalam bidang kewirausahaan berbasis sumber daya dan kearifan lokal.

"Rintisan kerja sama Kota Kembar 'Mantul' ini sangat strategis dalam rangka membuka peluang generasi muda menjalin kerja sama dengan negara lain," katanya.

Duta Besar Republik Indonesia untuk Federasi Rusia merangkap Republik Belarus Jose Tavares menyampaikan hal-hal berkaitan dengan pilar kerja sama yang akan dikembangkan melalui rencana Kota Kembar 'Mantul', yaitu bidang pendidikan, perdagangan dan UMKM, pemuda dan kebudayaan, pariwisata, dan kota pintar.

Tavares juga menjelaskan tentang situasi Rusia terkini, hubungan bilateral Indonesia-Rusia, prospek perdagangan Indonesia-Rusia dan prospek kerja sama Magelang-Tula serta Universitas Tidar-Universitas Tula.

Ia menjelaskan bahwa sejak bubarnya Uni Soviet pada 1991, Rusia bukan lagi negara komunis. Di bidang ekonomi, Rusia menduduki peringkat 11 ekonomi dunia dengan GDP 1,7 triliun dolar AS atau perkapita 11,240 dolar AS. Rusia juga merupakan kekuatan militer global.

"Dalam perdagangan, KBRI Moskow meneliti terdapat 21 jenis produk potensial yang dapat dijual di Rusia mulai dari pakaian, alas kaki, peralatan rumah tangga, sampai dengan barang-barang elektronik. Dari segi komoditi, kelapa sawit, teh, kopi, karet, coklat, buah tropis, produk perikanan, dan farmasi adalah jalan masuk bagi produk Indonesia ke pasar Rusia," katanya.

Selain itu, wisatawan Rusia juga tidak sedikit yang berkunjung ke Indonesia. Pada 2019, kunjungan wisman Rusia ke Indonesia mencapai 158.943 orang dengan rata-rata menghabiskan 2.000 dolar AS dengan jangka waktu kunjungan selama dua minggu di tujuan wisata.

"Oleh karena itu, penting untuk memiliki kerja sama dengan pemerintah setempat di Rusia, untuk dapat masuk ke Rusia dan bertemu kolega bisnis potensial Rusia yang dapat diajak kerja sama," katanya.

Tavares optimistis bahwa pembentukan kerja sama Kota Kembar 'Mantul' dapat turut mendongkrak peningkatan kerja sama kedua negara.

"Dengan Rusia, saat ini baru Jakarta dan Moskow yang memiliki kerja sama kota kembar, diharapkan Kota Magelang menjadi yang kedua untuk dapat bekerja sama dengan Kota Tula," katanya.

Pewarta: Heru Suyitno
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2021