Jakarta (ANTARA) -
Anggota Komisi IX DPR Darul Siska mengapresiasi capaian vaksinasi yang dilaksanakan pemerintah sejak Januari 2021 hingga saat ini.
 
Darul Siska kepada wartawan di Jakarta, Kamis mengatakan hingga 5 November 2021 per 12.00 WIB, Indonesia sudah mencatat 204.913.735 suntikan dosis yang diberikan kepada lebih dari setengah sasaran vaksinasi.
 
"Tentu kita bersyukur ya bahwa proses vaksinasi kita cukup baik," ucap dia.
 
Apalagi, menurut Darul Siska Indonesia kini berada di urutan kelima besar di dunia dengan jumlah vaksinasi terbanyak. Hal itu katanya tentu menjadi tanda-tanda Indonesia akan bisa melewati pandemi ini.
 
"Asal saja masyarakat yang sudah divaksinasi secara massal dan jumlah banyak, tidak meninggalkan protokol kesehatan," ujarnya.
 
Dia pun melihat beberapa daerah sudah mencapai target 60 persen dari penduduk mendapatkan vaksin COVID-19 pertama pada November 2021.
 
"Ada paling tidak 13 provinsi sudah tercapai. Nah di beberapa daerah memang masih jauh di bawah itu," katanya.

Baca juga: Kemenkes: Capaian vaksinasi COVID-19 Indonesia urutan lima dunia

Baca juga: Sumbar targetkan capaian vaksinasi 70 persen hingga akhir tahun
 
Sedangkan, 70 persen masyarakat ditargetkan telah divaksin pada akhir 2021. Darul Siska yakin secara nasional hal itu bisa tercapai.
 
"Sungguh pun demikian menurut saya capaian nasional itu hendaknya juga didukung oleh capaian seluruh provinsi di atas 60 persen," ucapnya.
 
Oleh sebab itu, menurut dia perlu sosialisasi dan kerja sama lintas sektor di setiap daerah untuk bisa mencapai target vaksinasi itu. Misalnya, lanjut Darul Siska dengan melibatkan Polri, TNI, Pramuka, organisasi kepemudaan, karang taruna, hingga partai politik.
 
"Jadi jangan hanya sibuk menjelang pemilu aja, tapi juga dalam keadaan begini kalau bisa partai-partai politik juga ikut turun tangan lah menggerakkan kader-kadernya untuk melaksanakan vaksinasi," kata Darul.
 
Untuk vaksinasi bagi anak usia 6-11 tahun, dia mendengar akan dilaksanakan pada tahun depan. Dia mengatakan pemerintah saat ini sedang menyiapkan standar operasional prosedur dan teknis pelaksanaannya.
 
"Itu juga jumlahnya cukup besar tuh 26 jutaan anak usia 6-11 tahun. Tetapi kelompok rentan lain yang sekarang sangat agak tertinggal tertangani itu lansia. Nah itu juga perlu diberikan perhatian tersendiri penanganan lansia karena itu lebih rentan daripada anak-anak sebetulnya," tuturnya.
 
Adapun beberapa hal yang masih perlu dibenahi dalam penanganan COVID-19, kata dia, di antaranya adalah testing dan tracing yang harus tetap dilakukan. Kemudian, protokol kesehatan juga harus tetap dilaksanakan.
 
Lalu, dia menilai pintu-pintu masuk ke Indonesia terutama dari kedatangan negara-negara yang mengalami lonjakan kasus COVID-19 perlu diperketat. Hal itu perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya gelombang ketiga di Tanah Air.
 
"Kalau dulu kita kecolongan dari laut, sekarang juga dari darat, udara, dan laut harus diwaspadai pintu-pintu masuknya. Bandara-bandara internasional," kata dia.

Baca juga: Vaksinasi dosis pertama di Kota Batu Jawa Timur capai 90 persen

Baca juga: Wamenkes: Capaian vaksinasi nasional 32,1 persen
 
Selain itu, menurut Darul Siska vaksin produk lokal merah putih harus didorong dan didukung pemerintah. Dia mengatakan sudah ada tanda-tanda baik dengan adanya uji klinis kepada hewan berhasil dilakukan di Unair Surabaya untuk vaksin merah putih.
 
Saat ini lanjut dia sudah ada bibit vaksinnya. Kemudian, uji klinisnya digelar mulai Desember dan diharapkan pertengahan tahun depan Indonesia sudah punya vaksin sendiri jika uji klinisnya berhasil.
 
Terakhir, Darul Siska mengatakan perlunya antisipasi mobilitas masyarakat pada libur akhir tahun. "Biasanya terjadi lonjakan kalau kita tidak mewaspadainya. Karena akan terjadi kerumunan di mana-mana," ujarnya.

Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2021