Mataram (ANTARA) - Sebanyak 153 anak di Nusa Tenggara Barat menjadi yatim dan piatu karena ditinggal orang tuanya akibat terpapar COVID-19.

"Jumlahnya 29 ribu anak di Indonesia dan 153 anak di NTB yang ditinggal oleh salah satu dari kedua orang tuanya karena COVID-19," kata Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Gusti Ayu Bintang Puspayoga di Mataram, Rabu.

Ia menjelaskan, terhadap anak-anak yang ditinggal orang tuanya karena COVID-19, bisa terus diberikan pendampingan agar anak-anak tersebut tidak terlantar.

Bintang Puspayoga menilai, upaya pemenuhan hak atas anak dan perempuan di NTB selama ini sudah berjalan cukup baik. Ini tak terlelas dari komitmen Pemprov NTB dan seluruh kabupaten/kota se NTB yang memiliki kepedulian terhadap masa depan anak dan pemberdayaan perempuan sebagai Kepala Keluarga.

Baca juga: Polda Lampung hibur anak yatim piatu akibat COVID-19

Baca juga: Menko PMK minta sekolah anak yatim akibat COVID-19 di Kendari dijamin


"Sinergi semua pihak memang diperlukan dalam penanganan anak dan pemberdayaan perempuan kepala keluarga (PEKKA) sebagai dampak COVID-19. Kita berharap dengan perhatian bersama terhadap anak-anak penerus bangsa akan lahir generasi-generasi sukses masa depan," ujarnya.

Wakil Gubernur NTB, Hj Sitti Rohmi Djalilah, mengatakan Pemerintah Provinsi NTB terus mendorong seluruh wilayah se NTB untuk menjadi kabupaten/kota Layak Anak.

Karena itu Pemprov NTB tetap berkomitmen untuk mengawal upaya perlindungan anak dan perempuan dari segala permasalahan sosial kemasyarakatan yang dialaminya termasuk pemberdayaan anak dan perempuan yang orang tuanya meninggal khususnya akibat COVID-19.

Demikian juga UPTD Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) NTB yang sudah terbentuk di kabupaten/kota untuk terus mengawal, melakukan pendampingan dan melaksanakan tupoksi dengan sebaik-baiknya.

"Bagi Kabupaten/kota di NTB yang belum terbentuk UPTD ini, kita dorong agar segera dibentuk," katanya pada kegiatan Pemberian Kebutuhan Spesifik Anak dan Perempuan Kepala Rumah Tangga yang ditinggalkan salah satu dari kedua orang tuanya akibat COVID-19.

Wagub juga mengingatkan akan pentingnya sinergi, kolaborasi dan kemitraan dengan institusi, lembaga lainnya seperti TNI-Polri, Forum Zakat, Baznasda dan lainnya untuk melakukan kerja-kerja perlindungan dan pemberdayaan anak dan perempuan di NTB.

Sebelumnya Kepala DP3AP2KB NTB, Hj Husnanidiaty Nurdin mengungkapkan, hingga Oktober 2021 di NTB tercatat sebanyak 153 anak yatim ataupun piatu yang ditinggal salah satu orang tuanya akibat COVID-19.

"Ini terdiri dari 88 laki-laki dan 65 perempuan," ujarnya.

Meski demikian, Pemprov NTB tidak tinggal diam menghadapi persoalan anak dan PEKKA akibat COVID-19. Perempuan dan anak ini terus mendapatkan perhatian dengan telah terbentuknya 6 UPTD DP3AP2KB kabupaten/kota untuk menangani persoalan yang dihadapi anak dan perempuan di NTB.

"Kita mendorong kabupaten/kota yang belum terbentuk agar segera mengikuti kabupaten/kota lainnya yang sudah," katanya.*

Baca juga: Menko PMK sambangi anak yatim korban COVID-19 di Kendari

Baca juga: Sumbangsih Baitul Maal untuk yatim terdampak COVID-19

Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021