Surabaya (ANTARA) - Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak menyebut program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) wadah bagi mahasiswa untuk lebih berani ke luar kampus guna mencari dan menerapkan ilmu yang dipelajari selama kuliah.

"Menerapkan ilmunya setelah lulus dengan kompetensi dan pengalaman mahasiswa yang lebih matang," ujarnya usai kegiatan dialog MBKM bersama Mendikbud Ristek, Nadiem Anwar Makarim di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Kamis.

Baca juga: Nadiem puji semangat perguruan tinggi di Jatim jalankan program MBKM

Orang nomor dua di Pemprov Jatim tersebut mengatakan di wilayah setempat banyak ekosistem pembelajaran di luar kampus yang bisa disediakan.

"Oleh sebab itu, semua juga ingin program-program di Jatim seperti Belanova (Belanja Inovasi) bisa berseiring,” ucap mantan Bupati Trenggalek tersebut.

Melalui program MBKM, kata dia, Kemendikbud Ristek akan menyuntikkan dana untuk riset terapan produk-produk yang sudah siap. Emil Dardak mencontohkan inovasi ventilator yang merupakan karya kolaborasi Universitas Airlangga dan ITS.

"Inilah harapan kita, nantinya kampus di Jatim memiliki keunggulannya masing-masing. Unesa dengan sport science, ITS dengan AI (artificial intelligence) dan UPN dengan teknologi," kata dia.

Dari keunggulan itu, Emil menuturkan semua lini punya keberpihakan kepada inovasi daerah. "Inilah gayung bersambut. Bukan hanya mahasiswanya yang belajar di kehidupan nyata, tapi juga kehidupan nyata yang terbantu kepintaran mahasiswa ini," tuturnya.

Baca juga: Kemendikbudristek: MBKM siapkan lulusan yang sesuai dinamika kerja

Baca juga: Nadiem dorong proyek unggulan Unja diimplementasikan dalam MBKM


Emil Dardak mengemukakan saat ini hanya 30 persen lulusan SMA/SMK yang melanjutkan ke perguruan tinggi, sedangkan sisanya tidak.

Untuk itu,menurutnya, 30 persen ini bisa menjadi Job Creator, bukan malah menjadi beban.

"Untuk itu Merdeka Belajar ini bisa menjadi sebuah terobosan untuk mengubah paradigma lama yang berkembang di masyarakat," kata Emil Dardak.

Pewarta: Fiqih Arfani/Willy Irawan
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021