Banda Aceh (ANTARA) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menilai situs sejarah tsunami kapal PLTD Apung I sangat tepat untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata berbasis edukasi kebencanaan, mengingat Indonesia merupakan negara yang rawan bencana.

“Wisata berbasis sejarah atau pengetahuan dan edukasi ini sangat dibutuhkan,” kata Sandiaga Uno saat meninjau wisata kapal PLTD Apung I di Banda Aceh, Selasa.

Baca juga: Kapal PLTD Apung Banda Aceh dipadati ribuan wisatawan liburan Lebaran

Ia menceriterakan pengalamannya saat menjabat sebagai wakil Gubernur DKI Jakarta dan berkunjung ke Rinkai Disaster Prevention Park di Tokyo Jepang. Menurutnya wisata berbasis edukasi menjadi sebuah keharusan bagi setiap sekolah di Jepang, sehingga Indonesia juga dapat mencontohnya.

“Jadi, nanti di Indonesia juga ada study tour agar kita memahami potensi mitigasi dari bencana tsunami. Harus dibuat semacam pengalaman yang dikemas, mungkin dengan simulasi gempa dan tsunami itu sendiri dan bekerja sama dengan BMKG,” kata Sandiaga.

Tahun depan, lanjutnya, Kemenparekraf juga akan mengajukan Indonesia sebagai sebagai tuan rumah konferensi besar tentang kebencanaan, yang salah satu acaranya adalah mengunjungi museum PLTD Apung Banda Aceh.

Baca juga: BPPT pasang dua buoy untuk peringatan tsunami

Baca juga: BPPT sosialisasikan InaBuoy pada para kru kapal kurangi vandalisme


Saat peringatan tsunami Aceh pada 26 Desember mendatang, kata dia, Kemenparekraf juga berencana mengundang Rinkai Disaster Prevention Park untuk berbagi pengetahuan dalam konsep hybrid, dalam upaya pengembangan wisata edukasi di Tanah Rencong.

“Agar bisa dijadikan wisata berbasis edukasi, karena negara kita ini rawan bencana. Jadi, dengan edukasi seperti ini, seluruh masyarakat, apalagi sekarang sudah ada fasilitas digitalisasi akan jauh lebih mudah,” katanya.

Pewarta: Khalis Surry
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021