Karena kita masih ada di situasi pandemi
Ambon (ANTARA) - Menteri Koodinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto meminta Pemerintah Provinsi Maluku dan Pemerintah Kota Ambon untuk tidak menutup seluruh rumah sakit lapangan.

"RS lapangan jangan ditutup dulu, karena kita masih ada di situasi pandemi, bahkan seluruh dunia pun saat ini masih dalam situasi pendemi," kata Menko Airlangga saat bertatap muka dengan tenaga kesehatan di kota Ambon, Senin.

Ia mengatakan, kesiapan harus tetap ada, jangan sampai terjadi lonjakan, tidak ada kesiapan dari daerah.

Dicontohkannya kasus nasional di bulan Mei 2021, Indonesia kasus terkonfirmasi sudah ada di bawah 10 ribu kasus per hari, meningkat menjadi 570 ribu kasus, dan tingkat keterisian RS naik menjadi 90 persen.

"Jangan sampai kita kelabakan jika terjadi kenaikan kasus, karena itu fasilitas harus disiapkan dengan basis kasus, walaupun kita tidak menginginkan tetapi minimal obat-obatan dan oksigen harus tersedia,"katanya.

Baca juga: Kasus sembuh meningkat RS lapangan di Ambon ditutup

Baca juga: Pemkot Ambon tutup dua RS lapangan


Ia mengakui, di negara lain terjadi kenaikan kasus, di Singapura sekarang lebih tinggi dari Indonesia, Amerika kasusnya juga di atas 100 ribu padahal sudah vaksin dua kali.

Kita harus bersiap- siap karena di Maluku dan khususnya kota Ambon capaian vaksinasi tahap pertama sudah di atas 70 persen, tetapi tahap dua di bawah 50 persen.

"Jadi harus dikejar vaksinasi tahap dua ke 60 persen, baru secara kesehatan, mulai relatif lebih aman, yang utama tetap menerapkan prokes," ujarnya.

Ia menambahkan, walaupun saat ini ada di level dua, tetap harus dijaga, karena level selanjutnya setelah liburan sekolah yang menjadi perhatian adalah Pembelajaran Tatap Muka (PTM).

Level dua diperkenankan untuk PTM, maka perlu dipersiapkan penanganan di level super mikro.

Dimana di sekolah guru wajib divaksin dua kali ada anak -anak usia 12-17 tahun juga wajib divaksin bertahap.

Baca juga: PMI Maluku-ICRC targetkan 700 orang di Ambon divaksinasi

Baca juga: Ambon "Tangguh" di tengah ancaman pandemi COVID-19

 

Pewarta: Penina Fiolana Mayaut
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021