Jakarta (ANTARA) - Galeri Nasional Indonesia, unit pelaksana teknis di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang berada di bawah Direktorat Jenderal Kebudayaan, membuat lokakarya Mengenal Seni Grafis lewat program Edukasi Kreatif yang ditujukan untuk anak-anak melalui Zoom dan saluran YouTube pada 25 September 2021.

Kepala Galeri Nasional Indonesia, Pustanto mengatakan, pola lokakarya daring seperti ini menjadi media alternatif bagi Galeri Nasional Indonesia untuk terus konsisten memberikan edukasi tentang seni rupa, dalam hal ini seni grafis. Selain itu, program ini juga menjadi media untuk menumbuhkan semangat bagi anak-anak untuk tetap beraktivitas dan berkreasi meski sedang dalam situasi pandemi COVID-19.

Baca juga: Galeri Nasional dan Museum Nasional gelar acara virtual

“Sejalan dengan program merdeka belajar, belajar bisa dari mana saja dan dari apa saja, bahkan dari bahan-bahan sederhana seperti buah, sayuran, serta alat-alat yang sering ditemui anak-anak, untuk membuat karya grafis seperti dalam program ini,” ungkap Pustanto dikutip dari siaran resmi pada Jumat.

Anak-anak usia 10-15 tahun diajak untuk mengenal dan membuat karya grafis dengan menggunakan bagian-bagian tumbuhan dan barang bekas atau benda-benda di sekitar.

Hasil dari workshop diharapkan dapat menjadi bekal bagi anak-anak untuk mendapatkan pengetahuan khususnya tentang seni grafis, serta menjadi inspirasi dan motivasi bagi anak-anak untuk semakin mengembangkan kreativitas.

Lokakarya dipandu oleh seniman grafis Arman Arief Rachman dan Adi Setiawan (Dhigel) dari komunitas seni grafis sekaligus salah satu pendiri Grafis Huru Hara. Mereka akan mengenalkan seni grafis beserta teknik-teknik dasar berkarya grafis, juga akan memandu para peserta langkah-langkah membuat karya grafis melalui tiga teknik, yaitu mencetak dengan benda-benda yang ada di sekitar dan berukuran kecil, mencetak dengan proses stensil (cetak halang), dan mencetak dengan proses cetak kolase.

Peserta diharap sudah menyiapkan alat dan bahan sederhana yang dibutuhkan seperti belimbing/singkong/ubi/daun/batang pohon, sampul buku tulis bekas, kardus, benang wol, kertas gambar, sikat gigi bekas, cutter, gunting, cat air dan/atau cat poster, serta lem/perekat serbaguna sebelum mengikuti lokakarya.

Baca juga: Galeri Nasional bahas seniman dan revolusi Indonesia besok

Baca juga: Galeri Nasional Indonesia gelar pameran seni rupa daring "POROS"

Baca juga: Galeri Nasional Indonesia selenggarakan tur virtual rayakan Hari Anak

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021