Jakarta (ANTARA) - Facebook bersiap menggelar acara tahunannya yang bernama Facebook Summit di 2021 dan akan dilaksanakan pada Selasa (28/9) pekan depan untuk membahas inovasi- inovasi yang bisa mendukung perkembangan bisnis di era digital yang arusnya semakin kencang.

Ajang itu akan menghadirkan lebih dari 50 pemimpin global dan regional yang telah menciptakan standar baru dalam industri dengan memanfaatkan teknologi digital seperti Facebook, Instagram, WhatsApp, dan Messenger untuk lebih terlibat secara kreatif dan mengembangkan komunitas.

Baca juga: Bank Aladin Syariah dan Facebook kolaborasi bantu digitalisasi UMKM

"Kami memahami bahwa kecepatan pemulihan dari pandemi COVID-19 sangat berbeda-beda di setiap wilayah. Karena itu tim kami terus fokus untuk mempercepat pemulihan di seluruh Asia Tenggara dengan melakukan hal terbaik yang kami bisa -- yaitu menyediakan akses dan koneksi, serta berbagi wawasan untuk membantu komunitas dan bisnis dalam menavigasi realitas yang baru. Melalui Facebook Summit tahun ini, kami akan mengangkat tentang ketahanan bisnis dengan mendalami tren yang muncul, serta alat utama yang dapat menghemat waktu, mendorong kinerja, dan mempercepat digitalisasi,” ujar Vice President for Southeast Asia and Emerging Markets di Facebook, Benjamin Joe dalam keterangannya, Kamis.

Ajang tahunan untuk ketiga kalinya ini juga akan menghadirkan kisah inspiratif para pelaku usaha dari berbagai skala yang telah berhasil mendemonstrasikan ketahanan dengan cara menyusun ulang model bisnis untuk beradaptasi terhadap tantangan yang ada.

Sebagai contoh adalah Mindvalley, perusahaan layanan pendidikan berbasis teknologi dengan 18 juta lebih pelajar secara global, yang bertujuan untuk mendemokratisasi pendidikan dengan menjanjikan sistem pendidikan terbaik, jaringan global, dan kurikulum yang didukung oleh AI bagi siapapun dan dimanapun mereka berada.

Baca juga: Google dan Facebook latih UMKM Indonesia tumbuh secara digital

Mindvalley berhasil menavigasi bisnisnya melampaui tantangan dan memanfaatkan momentum untuk penemuan, inspirasi, dan hubungan dengan pelanggan mereka di tengah pandemi dengan beralih ke model bisnis berlangganan, mengintegrasikan kecerdasan buatan (AI) untuk personalisasi, dan mengalihkan kekuatan kepada komunitas mereka. Kisah bisnis seperti Mindvalley ini adalah satu dari sekian banyak inspirasi yang dapat dipelajari di Facebook Summit.

Hasil studi Facebook telah menunjukkan bahwa digitalisasi adalah kunci utama ketahanan bisnis dalam ekonomi pasca COVID, seiring dengan peningkatan konsumsi dan gaya hidup yang "home-centric".

Menurut studi terbaru dari Facebook dan Bain & Company, sebanyak 70 juta orang di Asia Tenggara telah menjadi konsumen digital sejak awal pandemi berlangsung. Hampir separuh dari mereka, atau sekitar 30 juta orang, sudah menjadi konsumen digital dari tahun 2020 hingga 2021. Pada 2026, populasi konsumen digital Asia Tenggara diperkirakan mencapai sekitar 380 juta, yang berarti 1,4 kali lebih besar dibandingkan pada 2019.

Dalam studi meta-analisis oleh Kantar dan Facebook, yang mengulas 64 kampanye multi-media di enam negara Asia Tenggara selama 2016-2020, menunjukkan bahwa saluran digital membantu bisnis menjangkau lebih banyak audiens (kesadaran), memfasilitasi hubungan emosional dan menciptakan preferensi terhadap merek (asosiasi), dan mengubah audiens menjadi konsumen (motivasi).

Sehubungan dengan situasi COVID-19, 72 persen bisnis di Asia Tenggara menyatakan bahwa media sosial membantu mereka untuk berinteraksi lebih lebih baik dengan konsumen.

Hasil studi itu bisa menjadi dasar dan menunjukkan fakta bahwa setiap momen adalah peluang untuk inovasi, inspirasi, dan koneksi baru. Namun bagaimana menyelaraskan dengan aturan bisnis dan hukum sehingga sebuah usaha bisa menyediakan layanan mengikuti keinginan pelanggan tapi bisa menghargai privasinya masih menjadi pertanyaan.

“Ini adalah pertanyaan yang akan kami jawab dengan sebuah sistem yang kami sebut Discovery Commerce, dan hal ini juga akan didiskusikan lebih dalam oleh tim kami bersama dengan para pemimpin bisnis di Asia Tenggara pada Facebook Summit minggu depan,” tutup Benjamin.

Facebook Summit yang ketiga ini juga menampilkan Matt Idema, VP Business Messaging di Facebook yang akan berbagi tentang komitmen WhatsApp dalam mendukung bisnis kecil dan mikro melalui inovasi produk seperti WhatsApp Storefront. Fitur baru ini akan memungkinkan bisnis untuk memperoleh manfaat dari conversational commerce dan saat ini sudah mulai tersedia di beberapa negara, termasuk Indonesia dan Malaysia.

Beberapa pembicara dari Asia Tenggara yang akan hadir di Facebook Summit 2021 di antaranya Sudarshan Saha yang merupakan Managing Director Mediacom Vietnam; Anisha Iyer Chief Product Officer OMG Thailand; serta dan Wahib Kazhim Presiden Direktur Photostory Indonesia.

Mereka akan berbagi tren bisnis digital terkini, pengembangan kreativitas di media sosial, serta membagikan kisah sukses mereka sebagai Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah yang bertumbuh di Asia Tenggara.

Bagi yang tertarik dengan topik dan bahasan pengembangan bisnis tersebut bisa mengunjungi situs https://fbsummitid.splashthat.com/ selama satu bulan terhitung dari tanggal 28 September 2021.


Baca juga: Kemendag gandeng Facebook akselerasi kemampuan digital UMKM

Baca juga: Dukung transformasi digital UMKM, Instagram luncurkan fitur Shopping

Baca juga: Facebook gabungkan Messenger dan Instagram di aplikasi baru untuk UKM

Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021