Serbuan vaksinasi ini, dipusatkan pada lima desa di Banyudono Boyolali, yakni Desa Bangak, Ngaru-aru, Bendan, Dukuh, dan Tanjungsari. Setiap desa masing-masing mendapatkan 1.000 dosis vaksin Sinovac
Boyolali, Jateng (ANTARA) - Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI melakukan vaksinasi kepada sebanyak 5.000 warga yang tersebar di lima desa di Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Minggu, dalam program serbuan vaksinasi TNI.

Menurut Komadan Kodim 0724 Boyolali Letkol (Arm) Ronald Siwabessy pihaknya  bersama BAIS TNI melaksanakan program percepatan vaksinasi sebanyak 5.000 dosis jenis Sinovac di wilayah Kecamatan Bonyudono, Boyolali, tidak lagi terpusat pada satu tempat, tetapi digelar di lima desa secara serentak.

"Serbuan vaksinasi ini, dipusatkan pada lima desa di Banyudono Boyolali, yakni Desa Bangak, Ngaru-aru, Bendan, Dukuh, dan Tanjungsari. Setiap desa masing-masing mendapatkan 1.000 dosis vaksin Sinovac," katanya.

Dandim mengatakan pihaknya menggunakan sistem desentralisasi dalam percepatan vaksinasi. Pihaknya sebelumnya menggunakan sistem vaksinasi terpusat, tetapi kemudian diubah agar akselerasi prosentase masyarakat yang sudah divaksin dapat meningkat secara signifikan.

"Kami dengan desentralisasi vaksinasi di titik-titik tertentu secara sekaligus," katanya.

Menurut dia, masyarakat saat ini tidak lagi melaksanakan penanganan COVID-19 dengan tujuan "herd immunity" atau pembentukan kekebakan kelompok. Namun, lebih ditekankan pada pengendalian COVID-19 yang tidak hanya membentuk imunitas populasi saja, tetapi juga pengendalian wabah agar seperti penyakit influenza.

"Ada tiga kunci utama untuk pengendalian COVID-19, antara lain distribusi obat, menaikan jumlah masyarakat yang divaksin dan evakuasi isolasi mandiri (isoman) ke isolasi terpusat (Isoter)," katanya.

Menurut dia, kegiatan vaksinasi di Boyolali telah mencapai 38 persen. Jumlah ini masih sedikit dibandingkan dengan penduduk Boyolali yang mencapai sekitar satu juta jiwa. Karena, vaksinasi merupakan poin penting, maka pihaknya membantu vaksinasi dan bekerja sama dengan BAIS TNI yang menyediakan vaksin dosis 1 dan dosis 2.

Kendati demikian, pihaknya mengajak masyarakat di Boyolali tetap bertanggung jawab menjaga keamanan pribadi dan orang lain, tetap disiplin protokol kesehatan (prokes). shingga, penyebar COVID-19 di wilayahnya dapat ditekan.

Menurut dia, penilaian pada level PPKM mengacu pada tiga hal. Yakni, angka terkonfirmasi positif COVID-19 tidak boleh di atas 100 orang per 100 ribu penduduk setiap pekannya, angka rawat inap juga tidak boleh lebih dari 30 orang per 100 ribu penduduk perminggu, dan angka kematian tidak boleh lebih dari 5 orang perseratus ribu perminggunya.

Oleh karena itu, kata Ronald Siwabessy, Pemkab Boyolali bersama TNI dan Polri membuat strategi secara terstruktur bagaimana dapat mengendalikan agar tetap berada di level 3 atau turun level 2. Tentu ini penting karena berimbas pada perkembangan perekonomian masyarakat.

Camat Banyudono Jarot Purnama mengatakan warga Banyudono hingga awal September yang sudah divaksin sebanyak 6.800 sasaran.

Namun, masyarakat yang belum mendapatkan vaksin masih banyak, yakni 23.800 orang, baik vaksinasi dosis pertama maupun kedua. 

Baca juga: Panglima TNI tekankan pentingnya pelaksanaan 'tracing' di Boyolali

Baca juga: Pemkab perpanjang Gerakan Boyolali di Rumah Saja

Baca juga: Menteri PUPR tinjau renovasi RSD COVID-19 di Boyolali

Baca juga: Panglima TNI kunjungi tempat isolasi terpusat Asrama Haji Donohudan




 

Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021