Jerusalem (ANTARA News/Xinhua-OANA) - Kobaran api yang terus membinasakan akan melalui pegunungan di Israel utara, Sabtu dan "pemadaman api akan membutuhkan waktu satu pekan", ujar pemadam kebakaran, Boaz Arkia, dalam harian The Jerusalem Post saat konferensi pers di Haifa.

Para penduduk di dalam dan sekitar kota Israel terbesar ketiga telah menyaksikan neraka pada tiga hari terakhir.

Kobaran api yang tercipta pada Kamis dini hari di kawasan pegunungan Carmel yang menghadap ke Haifa menjadi parah hingga berkobar besar sehingga menewaskan 42 warga dan membinasakan kawasan dengan lebih dari 30 kilometer persegi.

Selain para pemadam kebakaran, sejumlah polisi dan pasukan tentara telah diturunkan untuk memadamkan api tersebut dan sebanyak lebih dari 17.000 warga telah dievakuasi dari kawasan itu oleh polisi.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, pada Sabtu meminta bantuan kepada Presiden Swiss, Doris Leuthard, sementara Yunani, Inggris, Rusia, dan beberapa negara lain telah mengirimkan pesawat pemadam kebakaran kepada Israel.

Sebuah pesawat pemadam kebakaran terbesar di dunia, Evergreen 747 Supertanker, tiba dari Amerika Serikat pada Sabtu malam, menurut Kementerian Luar Negeri Israel.

Sebanyak lebih dari 20 pesawat luar negeri serta pasukan pemadam kebakaran Israel telah memberikan hasil dalam menguasai kebakaran hutan, namun angin yang bertiup kencang, cuaca yang kering, dan suhu udara yang tinggi menghalangi upaya para pemadam api, sehingga memperpanjang proses menjadi satu atau dua hari, ujar juru bicara polisi, Micky Rosenfeld, Sabtu.

Sebagai investigasi atas bencana itu, polisi menegaskan bahwa hal itu mungkin terjadi akibat kelalaian bukan pembakaran yang disengaja. Namun hal itu bukanlah kesimpulan akhir dan polisi masih melakukan penyelidikan lebih lanjut, ujar Rosenfeld dalam harian Post.

Polisi pada Sabtu menangkap dua remaja yang dicurigai terkait pada tindak kelalaian tersebut, lapor harian itu.

Sebanyak 42 korban jiwa diakibatkan oleh sebuah bis yang berisi polisi dan sipir penjara menuju ke penjara keamanan di dekat kebakaran yang tidak terkendali dan berbalik, sementara para sipir mencoba mencapai penjara yang mengalami bahaya dalam membantu evakuasi para tahanan.

Sebagai tambahan bagi pemadaman kebakaran dan pasukan tentara yang diterjunkan di kawasan itu, sejumlah ratusan warga sipil yang berkemampuan khusus termasuk tali temali (rappelling) dan melakukan pertolongan pertama telah membantu upaya penyelamatan sejak Kamis.

Seseorang diantara mereka merupakan seorang remaja berusia 16 tahun bernama Elad Riven yang tewas pada Kamis ketika memadamkan kobaran api itu.(*)
(Uu.KR-BPY/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010