yang isoman ini bisa digeser lagi ke isolasi terpusat
Singaraja, Buleleng (ANTARA) - Satgas COVID-19 Buleleng menyiapkan tambahan tempat isolasi terpusat sehingga warga yang sebelumnya melakukan isolasi mandiri (isoman) di rumah sendiri bisa dipindahkan tempat itu.

Sekretaris Satgas COVID-19 Kabupaten Buleleng Gede Suyasa setelah memimpin Rapat Koordinasi dan Evaluasi Penanganan COVID-19, Sabtu, mengatakan saat ini tempat isolasi terpusat di Kabupaten Buleleng masih mencukupi untuk menampung isoman, terutama di Kecamatan Buleleng.

Selain di kampus Undiksha dan di Sekolah Bali Mandara, kini ada tambahan tempat isolasi terpusat, yakni asrama Kompi C Air Sanih milik TNI.

"Kompi C Air Sanih itu kurang lebih 144 tempat tidur yang hari ini (7/8) sembuh seluruhnya 76 orang yang sudah ada di sana, jadi untuk itu masih ada hari ini (7/8) sekitar 200 tempat tidur yang tersisa atau yang kosong baik yang di Bali Mandara maupun di Undiksha ini yang diharapkan khusus yang di kota bisa digiring ke sana," jelasnya.

Rapat evaluasi itu dihadiri oleh Dandim 1609/Buleleng, Letkol Inf Muhammad Windra Lisrianto, SE.,M.I.K., Kabag Ops Polres Buleleng Kompol A.A Wiranata Kusuma S.H,M.H., para Camat, dan beberapa Pimpinan SKPD Terkait.

Suyasa mengatakan, warga terpapar COVID-19 yang sedang menjalani isoman di Kecamatan Buleleng, diharapkan mau dipindahkan ke tempat isoter yang telah disediakan oleh Satgas COVID-19 Kabupaten Buleleng. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk meredam penyebaran COVID-19 di Kota Singaraja.

Baca juga: Satgas Bali: Kabupaten Buleleng catat kasus kematian tertinggi
Baca juga: Buleleng targetkan 17.000 dosis Astrazeneca tuntas dalam pekan ini


Saat ini, jumlah isoman di Kecamatan Buleleng atau Kota Singaraja mencapai 228 orang per harinya, sehingga jika bisa digeser ke tempat isolasi terpusat, sehingga klaster keluarga dapat dihindari.

Menurut Sekda Suyasa, pemindahan isoman ke isolasi terpusat merupakan tindak lanjut dari Instruksi Gubernur Bali yang mengatakan tidak isoman di rumah. Sekda Suyasa menjelaskan, kasus aktif di luar rumah sakit sudah mencapai hampir 70% menjalani isolasi terpusat.

"Jadi, kita harapkan yang isoman ini bisa digeser lagi ke isolasi terpusat dengan dinamika tersendiri karena kan setiap hari ada yang sembuh tapi ada yang masuk," katanya.

Satgas COVID-19 Kabupaten Buleleng, juga terus berupaya menambah tempat isolasi terpusat  untuk masyarakat yang terpapar COVID-19 tanpa gejala dan gejala ringan atau OTG-GR.

Sekda Suyasa mengaku, pihaknya terus menjajagi tempat-tempat yang bisa digunakan sebagai tempat isolasi terpusat.

"Kita lihat ada gedung nggak di kecamatan yang bisa digunakan. Kalau kemarin sih dari Bapak Pangdam, dan Bapak Kapolda juga mendukung silakan kalau ada mess Danramil digunakan silakan dan sebagainya, jadi semua potensi harus dikerahkan ya instruksi Pak Gubernur kemarin saat Rapat Koordinasi begitu," katanya.

Baca juga: Satgas COVID-19 Nasional temukan dua desa "bebas" COVID-19 di Buleleng
Baca juga: Vaksinasi COVID-19 untuk DTW di Buleleng dimulai dari Pemuteran


Selain tambahan tempat isolasi terpusat, Satgas Penanganan COVID-19 Buleleng, Bali, juga membentuk tim dokter telekonsultasi untuk para pasien COVID-19 berstatus Orang Tanpa Gejala (OTG) yang sedang melakukan isolasi mandiri (isoman).

"Telekonsultasi ini membantu para pasien COVID-19 berstatus OTG yang melakukan isoman. Jika ada keluhan, pertanyaan bisa langsung ditujukan kepada dokter yang bertugas. Dokter-dokter yang masuk dalam tim telekonsultasi ini berasal dari unsur Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Fakultas Kedokteran (FK) Undiksha," kata Sekda Suyasa.

Dalam tim tersebut, satu dokter bisa memberikan konsultasi terhadap 10-15 pasien COVID-19 berstatus OTG-GR yang sedang melakukan isoman. Konsultasi dilakukan melalui sambungan whatsapp/WA antara nomor dokter dan pasien. Satgas memberikan nomor whatsapp pasien ke dokter dan sebaliknya.

Namun, telekonsultasi ini konsepnya berbeda dengan telemedicine. Jika telemedicine bisa memberikan resep obat kepada pasien. Sedangkan, telekonsultasi hanya memberikan konsultasi kepada pasien. "Jika dalam konsultasi diketahui sudah bergejala, diarahkan untuk ke fasilitas kesehatan. Jadi, tidak memberikan resep obat," ucap Suyasa.

Mengenai jumlah dokter yang dilibatkan, Suyasa mengungkapkan tergantung dengan kebutuhan. Dari anggota IDI Buleleng saja berjumlah sekitar 200 orang. Dokter umum digunakan saat telekonsultasi. Setiap dua atau tiga hari akan diadakan zoom meeting kepada para pasien OTG yang isoman. Jika pasien berhalangan, diwakili oleh saudara atau keluarga lain.

Tim dokter telekonsultasi ini dibentuk juga untuk menghindari kematian saat pasien COVID-19 berstatus OTG menjalani isoman. Menghindari pasien mengalami gejala berat sehingga sebelum ke rumah sakit sudah meninggal. Dengan didampingi tim dokter yang setiap hari memantau kondisi pasien, hal tersebut bisa dihindari.

Baca juga: Satgas Bali sebut kasus aktif COVID-19 capai 13.475 orang
Baca juga: IDI Bali: 11 dokter meninggal karena COVID, 65 orang jalani isolasi

 

Pewarta: Naufal Fikri Yusuf/Made Adnyana
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021