Memang virus ini sulit diduga
Jakarta (ANTARA) - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan pemerintah memiliki skenario terburuk penambahan kasus COVID-19 harian hingga sebesar 70 ribu kasus, namun hal itu berhasil dicegah dan tidak terjadi.

“Skenario sebelumnya terburuk 70 ribu penambahan kasus COVID-19 per hari. Kita lihat, kita bersyukur peak-nya (puncak) itu terjadi di 57 ribu per hari, itu dengan peningkatan testing (pengujian) luar biasa,” kata Budi dalam konferensi pers daring di Jakarta, Senin.

Budi mengatakan salah satu penyebab skenario terburuk bisa dihindari adalah dengan peningkatan secara signifikan kapasitas tes. Awalnya, pemerintah melakukan tes sebanyak 50 ribu per hari. Jumlah kemampuan tes kemudian naik hingga mencapai 200 ribu tes per hari dan akan terus dilipatgandakan.

“Kami akan terus meningkatkan testing ini,” ujarnya.

Peningkatan kapasitas tes juga dibarengi dengan pelacakan dan perawatan. Hal ini agar kondisi di lapangan tergambarkan secara faktual dan aktual, sehingga pemerintah mampu mengambil kebijakan yang tepat dalam penanganan pasien.

Baca juga: Menkes ajak masyarakat beri hadiah HUT RI dengan penerapan prokes

Baca juga: Masih banyak masyarakat menilai COVID-19 sebagai aib


“Jadi kita bersyukur, dengan peningkatan kapasitas testing selama sebulan terakhir, dari 50 ribuan sampai 200 ribuan tes, dari kasus yang kita prediksi 70 ribu, kita amati puncaknya 57 ribu” ujar dia.

Menurut Menkes, puncak penambahan kasus COVID-19 secara harian sejauh ini berada di 57 ribu kasus, dan tren penambahan kasus COVID-19 saat ini telah menurun.

Dia menyampaikan pesan Presiden Joko Widodo agar seluruh pihak tetap waspada dan antisipatif terhadap persebaran virus Corona varian Delta, meskipun tren penularan kasus COVID-19 telah menurun.

“Bapak Presiden menekankan selain kita bersyukur kita harus tetap waspada, karena memang virus ini sulit diduga, terjadi dimana-mana persebarannya, di seluruh dunia,” ujarnya.

“Kita bersyukur karena kerja keras kita sudah turun, tapi harus tetap waspada,” ia menambahkan.

Baca juga: Menkes: Indonesia butuh 2.500 ton oksigen per hari

Baca juga: Permintaan obat COVID-19 melonjak 12 kali lipat sejak Juni


Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021