Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 dan Duta Perubahan Perilaku Reisa Broto Asmoro mengatakan pemerintah terus memperkuat tes dan pelacakan guna menurunkan angka penularan dan kematian dalam masa PPKM.

“Satu hal yang harus kita antisipasi dan cerna seksama adalah dengan masifnya pelaksanaan testing dan tracing, ada kemungkinan kasus konfirmasi harian akan naik karena kapasitas testing yang meningkat,” kata Reisa, dalam konferensi pers Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) secara daring yang dipantau dari Jakarta, Rabu.

Pemerintah akan memperkuat upaya tes dan pelacakan, terutama di permukiman padat penduduk, bahkan berkomitmen meningkatkan tes dari yang saat ini berkisar hampir 200.000 ke sekitar 300.000/hari, bahkan menjadi 400.000/hari.

Koordinator PPKM Jawa-Bali yang juga Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, kata Reisa, juga telah menegaskan tes dan pelacakan ini akan melibatkan semua komponen.

Mekanisme pelacakan kontak erat sendiri akan dilakukan secara digital yang dilakukan para relawan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang terlatih serta relawan lapangan yang terdiri dari TNI, Polri serta aparatur sipil negara yang ditugaskan.

Dia menjelaskan hasil pelacakan akan didata secara digital dalam sistem Silacak Kementerian Kesehatan. Setiap kontak erat yang ditemukan, akan dipastikan dilakukan karantina dan entry test pada hari pertama untuk mengetahui status kesehatannya serta exit test pada hari ke-5 karantina, memastikan yang bersangkutan tidak menunjukkan gejala sama sekali dan dapat dinyatakan tidak terinfeksi.

Berhubungan dengan kapasitas tes pelacakan yang meningkat, lanjutnya, kontak erat dengan hasil positif berdasarkan entry test atau exit test juga akan dibawa ke tempat-tempat isolasi terpusat yang telah disediakan untuk mendapatkan perawatan.

Isolasi terpusat yang telah disiapkan pemerintah sudah siap dengan perangkat pendukung operasionalnya. Menurut Reisa, penting bagi masyarakat yang positif COVID-19 untuk melakukan isolasi di tempat isolasi terpusat, guna pemulihan kondisi serta melindungi orang di sekitarnya.

Selain Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran, Reisa menyebut, telah dioperasikan Rumah Susun (Rusun) Nagrak dan Pasar Rumput yang telah disiapkan untuk dapat menampung hingga 10.000 pasien serta Rusun Pasar Rumput yang kapasitasnya mencapai 6.000 tempat tidur.

Pemerintah juga menyiapkan sejumlah tempat di luar Jakarta, seperti di Bandung, Depok, Kota Tangerang juga sudah siap dengan tempat isolasi terpusat.

Begitu juga di Yogyakarta yang terbagi pada tiga tempat, yaitu di Asrama Universitas Gadjah Mada, Asrama Universitas Negeri Yogyakarta dan asrama milik Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

“Lalu di Solo juga sudah disiapkan dan tersebar sebanyak 1.700 titik baru terisi 400 titik,” ujar dia.

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2021