Selama lima tahun terakhir, saya telah melalui banyak pengalaman berbeda, terutama dengan perang yang terjadi di seluruh negeri dan penundaan pendanaan untuk Olimpiade
Jakarta (ANTARA) - Atlet asal Suriah, Hend Zaza, yang berusia 12 tahun, termuda di Olimpiade Tokyo, tersingkir dari turnamen tenis meja di babak pembuka, Sabtu.

Dia kemudian berswafoto dengan lawannya dari Austria untuk mengingat kesempatan bertanding di acara olahraga multievent tingkat dunia itu.

Zaza bertarung dengan lawan yang lebih dari tiga kali usianya di babak penyisihan tunggal putri, Liu Jia, 39 tahun, namun tidak menunjukkan tanda-tanda gugup, mempertahankan ketenangannya meskipun kalah 4-0.

Baca juga: China raih emas pertama Olimpiade Tokyo

"Sangat sulit untuk mempersiapkan mental untuk (Olimpiade) tetapi saya pikir saya entah bagaimana berhasil mengatasi ini, dan ini adalah bagian yang saya pikir saya lakukan yang terbaik selama pertandingan," kata Zaza setelah pertandingan, dikutip dari Reuters.

"Pelajaran utamanya adalah kekalahan di pertandingan ini, terutama di pertandingan pertama. Jadi lain kali, saya akan bekerja keras untuk melewati babak pertama, kedua, ketiga, karena saya ingin bermain lebih banyak di kompetisi ini," dia menambahkan.

Pelatihnya Adham Jamaan mengatakan bahwa atlet tenis meja itu perlu terus berlatih, dan dia "akan baik-baik saja".

Zaza menjadi atlet Olimpiade termuda setelah pedayung Spanyol berusia 11 tahun, Carlos Front, pada 1992. Dia lahir di Hama, Suriah, dari keluarga atlet dan mulai bermain tenis meja pada usia lima tahun.

Menurut Jamaan, Zaza hanya dapat berpartisipasi dalam dua atau tiga pertandingan eksternal setahun karena perang saudara Suriah.

Baca juga: Jian Fang Lay akan tampil di Olimpiade keenam kalinya

Pemadaman listrik yang sering juga membatasinya untuk sesekali berlatih, hanya pada siang hari.

Namun Zaza mendapat peluang setelah memenangkan turnamen kualifikasi Olimpiade Asia Barat di Yordania tahun lalu, menjadi petenis meja Suriah pertama yang lolos ke Olimpiade.

"Selama lima tahun terakhir, saya telah melalui banyak pengalaman berbeda, terutama dengan perang yang terjadi di seluruh negeri dan penundaan pendanaan untuk Olimpiade," kata Zaza.

"Itu sangat sulit, tetapi saya harus berjuang untuk itu. Dan ini adalah pesan saya kepada semua orang yang berada dalam situasi yang sama -- berjuang untuk impian Anda. Berusaha keras terlepas dari kesulitan yang Anda alami dan Anda akan mencapai impian Anda."

Baca juga: Intip menu atlet di Kampung Olimpiade yang dijual di toserba Jepang

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2021