pengaktifan dua tempat tersebut untuk menekan keterisian ruang perawatan rumah sakit
Palembang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan mengaktifkan dua menara di Asrama Haji Sumatera Selatan, Palembang, yakni Mekkah dan Madinah, untuk menjadi tempat perawatan dan isolasi pasien terkonfirmasi positif COVID-19.

Dua menara tersebut memiliki 270 kamar yang terdiri atas 500 tempat tidur, beserta puluhan tenaga kesehatan untuk merawat pasien COVID-19. Pasien tersebut baik yang bergejala maupun tidak bergejala dengan surat tanda hasil positif dari tes antigen atau polymerase chain reaction (PCR).

Baca juga: Sumsel alami lonjakan kasus positif COVID-19 Rabu tembus 778 orang

Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru di Palembang, Rabu, mengatakan pengaktifan dua tempat tersebut untuk menekan keterisian ruang perawatan rumah sakit 5 - 10 persen dari kondisi saat ini mencapai 78 persen.

Selain itu untuk meningkatkan angka kesembuhan pasien konfirmasi positif, baik yang dalam perawatan dan isolasi mandiri bergejala.

Angka kesembuhan pasien konfirmasi positif Sumatera Selatan saat ini secara kumulatif sebesar 88 persen atau 28.083 jiwa.

Baca juga: Tingkat keterisian rumah sakit di Sumsel di atas level waspada

Ia memastikan semua tempat rujukan yang diaktifkan tersebut sudah siap apabila sewaktu-waktu diperlukan untuk ditempati karena telah dilengkapi sarana dan prasarana kesehatan berserta obat-obatan serta vitamin.

Selain 18 rumah sakit Sumatera Selatan sudah memiliki dua menara di Wisma Atlet Jakabaring Sport City (JSC) dengan kapasitas 200 tempat tidur dan 500 tempat tidur di Asrama Haji.

Baca juga: Atasi kelangkaan oksigen di RS rujukan, Gubernur Sumsel bantu Jabar

"Jika di rumahnya ada anak kecil atau orang tua lansia atau keluarga yang punya penyakit penyerta, masyarakat bisa dirawat di sini secara gratis," ujar dia.

Sementara itu, Provinsi Sumatera Selatan mengalami lonjakan kasus positif COVID-19 pada Rabu (14/7) setelah mencatat 778 orang padahal sebelumnya rata-rata hanya 300 per hari sejak Maret 2020.

Peningkatan kasus COVID-19 tersebut diduga karena mutasi virus COVID-19 varian Delta B1617 di wilayah Sumatera Selatan yang ditemukan sejak awal tahun 2021.

Baca juga: Epidemiolog ingatkan Sumsel tambah nakes terkait penyebaran COVID-19

Baca juga: Warga Palembang diminta tidak panik terkait kelangkaan oksigen di Jawa

 

Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021