sebagian kapal nelayan tidak berangkat sejak sepekan lalu
Banda Aceh (ANTARA) - Ribuan nelayan di Kabupaten Aceh Timur tidak melaut untuk mempersiapkan tradisi meugang menjelang lebaran dan hari raya Idul Fitri 1442 Hijriah atau 2021 Masehi.

"Ribuan nelayan dari 500-an unit kapal berbagai ukuran sudah kembali dari laut sejak dua hari lalu. Mulai hari ini ribuan nelayan tersebut tidak melaut," kata Kepala UPTD Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Idi Ermansyah di Aceh Timur, Selasa.

Ermansyah mengatakan aktivitas pelabuhan perikanan tersebut juga sepi sejak dua hari terakhir. Sepinya aktivitas tersebut karena nelayan ikut merayakan meugang yang berlangsung dua hari sebelum lebaran.

Meugang adalah tradisi di Aceh dimana masyarakat pada dua hari sebelum Lebaran akan ramai-ramai membeli daging sapi, lalu memasaknya, dan kemudian menyantapnya bersama-sama keluarga. Mereka terkadang mengundang tetangga, anak yatim, dan fakir miskin untuk bersama-sama menikmati hidangan.

Baca juga: Pemkab Aceh Barat pastikan daging meugang aman dikonsumsi
Baca juga: Meugang, tradisi Aceh menyambut Hari Raya


Selain adanya tradisi itu, menurut  Ermansyah, kondisi cuaca di laut juga kurang bersahabat, seperti angin kencang dan ombak besar, masih melanda perairan Selat Malaka.

Dampak cuaca buruk tersebut menyebabkan banyak kapal penangkap ikan asal Kabupaten Aceh Timur terpaksa membongkar hasil tangkapan ke Pelabuhan Lampulo di Kota Banda Aceh.

"Banyak nelayan dari Aceh Timur melakukan bongkar muat di Pelabuhan Lampulo, Banda Aceh karena perairan Selat Malaka dilanda angin kencang dan gelombang tinggi," kata Ermansyah.

Baca juga: Cegah COVID-19, Pemkab Aceh Barat tiadakan lapak saat tradisi meugang
Baca juga: Ratusan sapi disiapkan untuk kebutuhan tradisi Meugang Lhokseumawe


Wakil Panglima Laot Lhok Kuala Idi Husaini mengatakan nelayan Aceh Timur tidak melaut sejak tiga hari terakhir. Libur melaut ini berlangsung hingga beberapa hari ke depan.

"Sebagian kapal nelayan tidak berangkat sejak sepekan lalu. Namun terhitung hari ini, seluruh kapal nelayan sudah kembali ke dermaga. Sudah menjadi tradisi nelayan di Aceh libur saat lebaran Idul Fitri," kata Husaini.

Husaini mengatakan aktivitas nelayan menangkap ikan kembali normal empat hari usai Idul Fitri. Namun, aktivitas nelayan kembali melaut juga dipengaruhi cuaca di perairan Selat Malaka.

"Harga ikan di pasaran tentu akan mengalami peningkatan karena hasil tangkapan sejak dua bulan terakhir minim. Kondisi ini akibat kondisi laut tidak normal," kata Husaini.

Baca juga: Harga daging sapi di Banda Aceh Rp160 ribu/kg
Baca juga: Berburu daging "meugang" tradisi sambut Ramadhan di Aceh

Pewarta: M.Haris Setiady Agus
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021