Pertumbuhan perusahaan yang sudah "mature" paling besar hanya lima persen. Namun berbeda ketika mereka berinvestasi di perusahaan digital. Potensi pertumbuhan rintisan ini bisa eksponensial
Jakarta (ANTARA) - Analis PT. MNC Sekuritas Victoria Venny menilai langkah Telkomsel yang menginvestasikan dana ratusan juta dolar ke Gojek, membuat perusahaan berpotensi tumbuh secara eksponensial.

Menurut Venny, saat ini Telkomsel merupakan perusahaan telekomunikasi yang memiliki kas terbaik di Indonesia. Jika anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk itu hanya berinvestasi di infrastruktur telekomunikasi, maka potensi pertumbuhannya sudah bisa diukur.

"Pertumbuhan perusahaan yang sudah "mature" paling besar hanya lima persen. Namun berbeda ketika mereka berinvestasi di perusahaan digital. Potensi pertumbuhan rintisan ini bisa eksponensial," ujar Venny melalui keterangan di Jakarta, Selasa.

Venny mengatakan, saat ini adalah waktu yang sangat tepat bagi Telkomsel untuk berinvestasi di perusahaan digital nasional. Selain potensi pertumbuhan industri digital yang masih sangat terbuka luas, kini valuasi dari perusahaan digital yang ada masih sangat menarik dan memiliki potensi tumbuh secara berlipat ganda.

"Jika kita melihat rekam jejak perusahaan digital seperti Gojek dan Tokopedia, mereka belum 10 tahun saja valuasinya sudah melebih market cap dari Telkom. Kalau Telkomsel hanya berinvestasi di infrastruktur telekomunikasi saja maka mereka tak akan bisa berkompetisi. Itu yang menjadi pertimbangan Telkomsel berinvestasi di perusahaan digital," kata Venny.

Ia memprediksi pertumbuhan perusahaan digital yang fokus memberikan layanan kebutuhan masyarakat Indonesia masih sangat menjanjikan, contohnya TaniHub atau Sayur Box. Dengan TaniHub dan Sayur Box, perusahaan rintisan tersebut berhasil memangkas rantai pasok serta menghubungkan antara pembeli dan petani.

Karena rantai pasok terpangkas, maka baik petani maupun konsumen mendapatkan benefit yang lebih besar. Contoh perusahaan digital lainnya yang bisa tumbuh signifikan di mata Venny adalah HaloDoc dan SiCepat.

"Di saat pandemi COVID-19 masih terjadi, masyarakat Indonesia mau tidak mau sangat tergantung pada perusahaan digital. Terlebih lagi ketika ingin memenuhi kebutuhan sehari-hari. Saat ini saya untuk konsultasi dengan dokter dan membeli obat sudah melalui aplikasi Halodoc. Sehingga potensi pertumbuh perusahaan digital yang menyentuh kebutuhan masyarakat masih sangat besar," ujar Venny.

Jika tahun lalu Telkomsel sudah menempatkan dana 150 juta dolar AS, kini operator selular terbesar di Asia Tenggara itu 'membenamkan' investasinya di PT. Aplikasi Karya Anak Bangsa dengan nilai 300 juta dolar AS. Dengan demikian, total investasi Telkomsel yang sudah diinvestasikan di perusahaan decacorn terbesar di Indonesia tersebut mencapai 450 juta dolar AS.

Venny menuturkan, sebenarnya tak hanya Telkomsel saja yang melirik perusahaan digital. Saat ini perusahaan besar, baik itu lokal maupun internasional berlomba-lomba berinvestasi di perusahaan digital.

Tercatat Group Djarum, ASTRA, EMTK, dan SEA Group juga sudah terlebih dahulu berinvestasi di perusahaan digital. Bahkan baru-baru ini EMTK dan SEA Group juga menambah investasinya di beberapa perusahaan digital nasional. EMTK dan Telkomsel melakukan investasi di perusahaan digital karena melihat potensi ekonomi digital Indonesia yang masih bisa tumbuh.

Baca juga: Telkomsel tambah investasi 300 juta dolar AS di Gojek

Baca juga: Telkomsel dan pemerintah dorong pemulihan UKM di masa pandemi

Baca juga: PT Telkom dan Telkomsel tidak terbukti langgar aturan persaingan usaha

Baca juga: GoPay gaet Telkomsel dan PUBG hadirkan pengalaman game lebih seru

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021