Enak. Ini pangsit paling lezat yang pernah saya makan. Bahkan, saya ingin mengemas tiga porsi untuk keluarga ketika saya pulang dari Xi'an ke Provinsi Hainan,
Xia'an, China (ANTARA) - Banyak yang bilang: "Seperti tak lengkap berkunjung ke Xi'an tanpa mampir ke Jalan Muslim". Jalan Muslim atau dikenal sebagai Xi'an Muslim Quarter merupakan surga kuliner halal dengan sejarah yang panjang di China.

Kota Xi'an merupakan salah satu kota perdagangan yang penting, juga menjadi titik pangkal Jalur Sutra. Pada masa perdagangan Jalur Sutra, para utusan dan pengusaha asing dari Persia dan Arab datang ke Jalan Muslim untuk melakukan kegiatan perdagangan, kemudian mereka menetap di daerah itu dan menikah dengan perempuan lokal.

Masyarakat Muslim yang tinggal di daerah Jalan Muslim disebut sebagai Etnis Hui. Mereka hidup berdampingan dengan Etnis Han secara harmonis. Lama-kelamaaan, penduduk lokal mulai dipengaruhi oleh agama dan budaya Islam sehingga tempat tersebut menjadi sebuah kawasan Muslim. Makanya tak heran lebih dari 60.000 jiwa Etnis Hui yang beragama Islam menetap di kawasan itu.

Baca juga: KBRI Beijing gelar lomba cerdas cermat wawasan kebangsaan
Baca juga: KBRI Beijing gelar lomba menyanyi lagu Indonesia khusus BIPA


"Pertama kalinya berkunjung ke Jalan Muslim, saya menemukan bangunan-bangunannya istimewa, angin malamnya sejuk, bahkan serunya para penjual bersaing berteriak-teriak menawarkan kuliner masakannya. Seolah-olah saya tak sengaja menerobos ke dunia lain," ujar Chen, mahasiswi di Xi'an asal Provinsi Hainan.

Ungkapan Chen itu menunjukkan bahwa kawasan itu tak hanya istimewa di mata wisatawan mancanegara, bahkan orang lokal pun juga merasakan ketakjuban dengan suasa di lokasi itu. Karena itu, jangan heran jika Anda kehilangan rasa lelah jika sepanjang hari berjalan-jalan menyusuri kawasan yang suasana keren itu.

Jika Anda penasaran dengan ragam kuliner di Jalan Muslim, berikut rekomendasi masakan yang patut dicoba.

Guantang Shuijiao

"Shuijiao" berarti pangsit, sedangkan "Guantang" berarti isi atau dalaman dari pangsit-pangsit itu, yakni selain bakso sapi juga penuh dengan kaldu daging sapi. Ciri khas Guantang Shuijiao adalah isinya banyak, kulitnya tipis dan kuahnya sedap.

Oleh sebab itu, cara yang tepat mencicipi Guantang Shuijiao juga sangat menarik, yaitu diangkat pelan-pelan dengan sumpit, kemudian ditaruh di dalam sendok, bagian kulitnya ditusuk dulu agar sup di dalamnya keluar, lalu diminum kuahnya.

Bagi Anda penggemar makanan pedas, jika pangsit itu dinikmati dengan minyak cabai setelah minum kuahnya, bisa membuat lidah lebih bergoyang. Makanan ini juga diyakini dapat menghangatkan tubuh.

"Enak. Ini pangsit paling lezat yang pernah saya makan. Bahkan, saya ingin mengemas tiga porsi untuk keluarga ketika saya pulang dari Xi'an ke Provinsi Hainan," ujar Chen, dengan wajah tersenyum.

Ingatlah, Guantang Shuijiao lebih enak dimakan selagi panas dan lebih sempurna apabila dapat dinikmati dengan sebotol Ice Peak, juga minuman khas dari Kota Xi'an.

Untuk menikmati seporsi Guantang Shuijiao, konsumen cukup merogoh uang di kantong 17 Yuan atau Rp34.000.

Ba Bao Zhou

Ba Bao Zhou ini semacam bubur kalau di Indonesia. Hanya saja, bubur ini disajikan dengan rasa asam manis karena memang bahan dasarnya yang berupa bunga bakung, beras ketan, kacang tanah, biji teratai, kurma merah, kuaci, kismis dan potongan hawthorn.

"Rempah-rempahnya banyak, dan aroma bunga bakung itu menyegarkan sekali," ujar Chen.

Hal yang membuatnya berbeda dari bubur lain adalah penggunaan delapan bahan bergizi tinggi sehingga dapat menjaga imunitas tubuh dan bermanfaat bagi kecantikan. Kalau hujan-hujan enaknya makan bakso, maka di saat musim panas, Ba Bao Zhou dengan es batu menjadi pilihan yang menyejukkan.

Semangkuk Ba Bao Zhou dipatok dengan harga 9 Yuan atau Rp18.000.

Dancai Jiamo dan Laniurou Jiamo

Dancai Jiamo dan Laniurou Jiamo dengan beraneka ragam isian juga sangat direkomendasi untuk untuk dinikmati. Isian itu, misalnya daging sapi yang diasinkan, saus cabai, minyak cabai, telur bebek asin, telur goreng, acar mawar, kacang tanah dan kuaci.

Meskipun sama-sama berbahan roti, makanan ini berbeda dengan burger karena rotinya lebih kenyal, dan dagingnya juga tebal-tebal, empuk dan berair, tapi tidak berminyak. Kata lezat, sangat tepat untuk menggambarkan cita rasa masakan ini.

"Ini adalah salah satu kuliner khas Xi'an yang wajib dicicipi kalau Anda bermain ke Jalan Muslim. Pas dicoba, karena enak sekali," kata seorang bu penjual Dancai Jiamo.
Ibu penjual Jiamo (Gao Tianxin)

Selain itu, kata dia, makanan ini sangat cocok jika ditambah dengan secangkir sup plum asam.

Harga Dancai Jiamo dan Laniurou Jiamo sekitar 15 Yuan atau Rp30.000, bergantung dengan makanan pendampingnya.

Keistimewaan Jalan Muslim bukan hanya sebatas cita rasa dari ragam kulinernya, tetapi kebudayaannya juga menjadi daya tarik tersendiri.

Gang Huajue adalah tempat untuk membeli cenderamata yang khas, misalnya gantungan kunci patung pasukan terakota, gelas bambu yang diukir, sulaman dengan motif pemandangan Tiongkok, baju serta kain khas Tiongkok.
Cenderamata yang dijajakan di kawasan Jalan Muslim Xia'an (Gao Tianxin)

Tak jauh dari Jalan Muslim, terdapat masjid raya yang berpadukan arsitektur Tiongkok dengan Arab. Setiap tahun ketika dirayakan Hari Raya Idul Fitri di Masjid Agung Muslim Quarter pun menjadi lebih meriah.

Singkatnya, jika Anda ingin menjelajahi misteri Tembok Besar, pergilah ke Beijing, namun jika Anda ingin menjelajahi budaya Muslim dan makanan halal serta khas, Anda pantas berkunjung ke Kota Xi'an dan jangan lewatkan Jalan Muslim sebagai surga kuliner halal dan murah.

Gao Tianxin adalah mahasiswa Jurusan Bahasa Indonesia untuk penutur asing Xi'an International Studies University (XISU)

Tulisan ini merupakan artikel pilihan dalam  Lomba Penulisan Feature KBRI Beijing-LKBN ANTARA 2021

Baca juga: Pemenang lomba esai KBRI Beijing punya ibu penggemar lagu Indonesia
Baca juga: KBRI Beijing tunda keberangkatan penerima Dharmasiswa

 

Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2021