SMBR berhasil melaluinya dengan kinerja positif di tahun 2020 dan kuartal pertama 2021. Dan tak menutup kemungkinan SMBR akan kembali menorehkan nilai positif di penghujung tahun 2021
Jakarta (ANTARA) - PT Semen Baturaja (SMBR) optimis bisa meraih kinerja positif pada 2021 sebagaimana kinerja positif yang berhasil ditorehkan pada 2020 lalu.

Komisaris Independen PT Semen Baturaja Endang Tirtana mengatakan SMBR melakukan sejumlah strategi untuk bisa mencapai laba positif pada tahun 2020 meski ikut terdampak gelombang hantaman pandemi COVID-19.

"SMBR berhasil melaluinya dengan kinerja positif di tahun 2020 dan kuartal pertama 2021. Dan tak menutup kemungkinan SMBR akan kembali menorehkan nilai positif di penghujung tahun 2021," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.

Endang menjelaskan pada semester pertama, BUMN yang bergerak di bidang industri semen yang beroperasi di Sumatera Selatan itu mengalami kerugian Rp137 miliar. Perusahaan pun kemudian melakukan sejumlah strategi, mulai dari menunda semua capex (capital expenditure/belanja modal), kecuali terhadap hal-hal mutlak harus dikeluarkan hingga menekan biaya produksi dan operasional seefisien mungkin.

Selain efesiensi, SMBR juga sangat agresif dalam melakukan penetrasi pemasaran ke berbagai wilayah baru, khususnya di Sumatera Selatan dan Lampung. Hal itu dilakukan untuk menciptakan pangsa pasar baru. SMBR juga mengoptimalkan produk-produk alternatif non-semen, seperti mortar dan white clay.

"Hingga akhirnya, SMBR meraih pendapatan Rp1,72 triliun hingga akhir 2020. Capaian tersebut harus disyukuri, mengingat industri semen mendapatkan sejumlah tantangan selama masa pandemi, yang berdampak pada sektor ekonomi dan juga infrastruktur," katanya.

Merujuk data Asosiasi Semen Indonesia (ASI), volume penjualan semen domestik sepanjang 2020 tercatat sebesar 62,5 juta ton. Realisasi tersebut menurun 10,7 persen (yoy) dan merupakan pertumbuhan terendah dalam 10 tahun terakhir.

Di sisi lain, Endang mengungkapkan, SMBR juga telah meningkatkan EBITDA menjadi Rp416,4 miliar, atau meningkat 2 persen dibanding 2019. Bahkan SMBR juga membukukan cash from operation (CFO) Rp393 miliar pada akhir 2020 dan mampu mencatatkan EBITDA margin sebesar 24 persen, meningkat dibanding pencapaian 2019 sebesar 20 persen.

"Pencapaian ini diraih dengan pengelolaan arus kas secara disiplin dan penetapan prioritas belanja modal," ujarnya.

Di tahun 2021, ASI memproyeksi akan ada kenaikan konsumsi semen dalam negeri sekitar 7-8 persen. Hal itu, menurut Endang, memberikan peluang cerah lantaran banyak proyek pemerintah yang ditunda karena pandemi COVID-19.

"Kemungkinan ini akan memberikan angin segar bagi SMBR. Belum lagi upaya pemulihan ekonomi yang terus dilakukan Presiden Joko Widodo dan Menteri BUMN Erick Thohir dalam akselerasi pemulihan ekonomi nasional. Harapannya pemulihan tersebut mampu mendorong pertumbuhan sektor infrastruktur yang menjadi sektor utama penyerap semen," katanya.

Peluang cerah juga diperkuat dengan adanya peningkatan anggaran di sektor infrastruktur. Dalam APBN 2021 tercatat anggaran untuk infrastruktur sebesar 47,3 persen atau senilai Rp414 triliun. Pengoptimalan ini guna mengejar target pertumbuhan ekonomi nasional yang diperkirakan akan meningkat 4-5 persen.

Baca juga: Semen Baturaja raih pendapatan Rp1,72 trilun di tengah pandemi
Baca juga: Semen Baturaja dapat kucuran kredit sindikasi perbankan Rp1,7 triliun
Baca juga: Semen Baturaja-SIG dirikan pusat penelitian ICRI

 

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021