Penyeberangan akan melihat situasi apakah masih bisa menyeberang hari ini atau tidak, kalau tidak maka kami akan menunggu sampai cuaca bagus
Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo menempuh jalur darat dari Maumere menuju Larantuka karena terkendala cuaca untuk penerbangan ke lokasi banjir bandang di Nusa Tenggara Timur itu, Senin.

Perjalanan melalui alur darat tersebut akan ditempuh kurang lebih selama tiga hingga lima jam, tergantung kondisi jalan dan cuaca.

"Seharusnya sekarang akan terbang lagi ke Larantuka setelah 'refueling', namun cuaca di Larantuka tidak memungkinkan sehingga kami putuskan menggunakan rute jalur darat,” kata Doni di Bandara Maumere, NTT, Senin.

Berdasarkan keterangan dari BNPB, perjalanan yang harus ditempuh Doni Monardo bersama rombongan untuk mencapai lokasi banjir bandang yang menewaskan 44 orang itu, juga masih akan menghadapi kendala hal lain, yakni penyeberangan laut menuju Pulau Adonara.

Menurut informasi dari otoritas pelabuhan penyeberangan setempat, cuaca buruk masih berpotensi terjadi sehingga pelayaran belum sepenuhnya dapat dilakukan.

Baca juga: Banjir-longsor di Flores Timur, Wabup: Ratusan korban belum ditemukan

Kendati mengalami berbagai kendala, ia akan tetap melanjutkan misi kemanusiaan tersebut, yang tentunya dengan menunggu kepastian keadaan cuaca dari otoritas.

“Penyeberangan akan melihat situasi apakah masih bisa menyeberang hari ini atau tidak, kalau tidak maka kami akan menunggu sampai cuaca bagus,” kata dia.

Dalam rangka percepatan penanganan dampak banjir bandang di Flores Timur, Doni juga membawa beberapa bantuan secara langsung dari Jakarta menggunakan pesawat yang ditumpanginya.

Turut dalam rombongan, antara lain Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi, Anggota DPD RI Yorrys Raweyai dan Angelius Wake Koko, perwakilan kementerian/l​​​​​embaga terkait dan pejabat serta staf BNPB.

Banjir bandang di Flores Timur telah memakan korban 44 orang meninggal dunia, 26 orang hilang, sembilan orang luka-luka, 80 KK terdampak, dan 256 jiwa mengungsi ke Balai Desa Nelemawangi. Data mengenai para korban dan masyarakat terdampak masih dapat berubah sesuai dengan perkembangan situasi di lapangan.

Kerugian materiil yang dilaporkan, meliputi 17 rumah hanyut, 60 rumah terendam lumpur, lima jembatan putus, puluhan rumah terendam banjir di Kecamatan Adonara Barat dan ruas jalan Waiwadan-Danibao serta Numindanibao putus di empat titik.

Baca juga: Evakuasi korban banjir Flores Timur, warga bangun jembatan darurat
Baca juga: 256 Jiwa mengungsi akibat akibat banjir bandang Flores Timur

Baca juga: 62 orang dilaporkan meninggal akibat banjir bandang di Flores Timur

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2021