Ada dugaan kerja sama dengan pihak luar karena ada tali relatif panjang untuk jalan mereka keluar rutan.
Banjarmasin (ANTARA) - Kepala Rutan Kelas II B Kandangan Hulu Sungai Selatan (HSS) Jeremia Leonta di Kandangan, Selasa, menyampaikan kronologis empat narapidana kabur dari rutan yang dihuni sekitar 265 orang napi dan tahanan tersebut.

Pelarian empat napi tersebut terjadi pada pukul 12.30 Wita. Pada saat itu seluruh warga binaan mau salat Zuhur.

"Memang warga binaan ini ada mengikuti salat Zuhur berjemaah dan ada juga yang tidak, jadi tidak semua mengikuti salat Zuhur," katanya di Aula Polres HSS, Selasa sore.

Dijelaskan pula bahwa setiap pukul 12.30 Wita, seperti biasa ada yang mengambil air wudu sebelum salat. Namun, ada di antara mereka yang belum mengambil air wudu.

Baca juga: Dua napi Lapas Kelas II B Tanjung Pandan kabur dari tahanan

Bagi warga binaan yang sudah mengambil wudu, menurut dia, menuju lapangan untuk salat.

Ia memperkirakan empat napi yang kabur tersebut termasuk yang belum mengambil air wudu.

Air wudu disediakan di rutan bertempat di kolam berupa bak air besar, biasanya dipergunakan warga binaan untuk cuci, mandi, dan lainnya, termasuk wudu.

"Jadi, keempatnya ini diduga sudah mempersiapkan pelarian. Hal ini masih dalam penyelidikan kami, pastinya mereka merusak atau membobol terali besi pembatas atas karena kamar mandi umum itu tertutup dengan terali besi," katanya menjelaskan.

Keempat napi tersebut diperkirakan kabur setelah besi lepas karena dibengkokkan, kemudian keluar satu per satu karena jalan keluarnya agak sempit.

Satu per satu mereka melewati terali besi tersebut, kemudian melompat ke genteng atau seng blok kamar hunian, batas antara seng blok kamar hunian dan pos menara berjarak tidak sampai 1 meter.

"Dari genteng itu, mereka melompat sedikit saja langsung dapat besi penyangga dari blok petugas pos, lalu naik satu-satu ke atas besi penyangga blok," katanya.

Baca juga: Polisi duga napi kabur gantung diri karena takut tertangkap

Ia menduga ada kerja sama dengan pihak luar karena ada tali yang relatif panjang.

"Tali itu bisa jadi dilemparkan dari luar, kemudian diikat agar mereka bisa turun," katanya.

Kepala Rutan menyebutkan tali tersebut berukuran panjang, bahkan sampai ke bawah, ada sekitar 4 meter. Selain itu, ada juga selimut dipersiapan oleh mereka.

"Ini seperti bentuk antisipasi agar mereka dapat melewati pagar kawat duri," ujarnya.

Pelarian tersebut sempat diketahui oleh warga dan petugas rutan, bahkan ada yang berteriak memberitahukan ada pelarian, seketika petugas melakukan pengejaran. Namun, lanjut dia, mereka lebih dahulu melompat, kemudian lari menjauh dari rutan.

Ia mengatakan bahwa pihaknya lantas memberitahukan kepada Kapolres HSS untuk minta bantuan agar mereka tertangkap kembali.

"Alhamdulillah, baru dua orang yang sudah tertangkap. Mudah-mudahan hari ini keempat napi yang kabur bisa ditangkap kembali," katanya.

Baca juga: Napi kabur dari Lapas Tangerang pernah ikuti latihan militer di China

Pewarta: Gunawan Wibisono/Fathurrahman
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2021