Jakarta (ANTARA) - Kementerian Riset dan Teknologi (Kemristek) dan Kementerian Kesehatan (Kemkes) menandatangani nota kesepahaman untuk bekerja sama di bidang pengembangan vaksin COVID-19 Merah Putih.

"Saya menyambut baik kerja sama dengan Kementerian Kesehatan baik dalam fase lanjutan dari vaksin Merah Putih khususnya praklinis dan klinis serta dukungan terhadap program vaksinasi nasional yang saat ini sedang berlangsung," kata Menristek Bambang PS Brodjonegoro dalam acara peringatan Setahun Pandemi COVID-19 dengan tema Inovasi Indonesia Untuk Indonesia Pulih, Bangkit dan Maju via virtual di Jakarta, Selasa.

Dalam acara itu, ada dua penandatanganan nota kesepahaman, pertama nota kesepahaman antara Menristek/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dengan Menteri Kesehatan yang diwakili oleh Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono tentang kerja sama penelitian dan pengembangan di bidang pengembangan vaksin COVID-19 Merah Putih.

Kedua, penandatangan nota kesepahaman antara Sekretaris Kementerian Riset dan Teknologi/Sekretaris Utama BRIN Mego Pinandito dengan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan Slamet tentang implementasi riset dan inovasi vaksin COVID-19 Merah Putih.

Baca juga: Setahun pandemi, Menristek harap harga vaksin Merah Putih 5 dolar AS

Baca juga: Setahun pandemi, pengembangan vaksin Merah Putih hampir tuntas


Menristek menuturkan kerja sama itu merupakan bentuk kolaborasi dan sinergi dalam mendukung percepatan pengembangan Vaksin Merah Putih di Tanah Air untuk mendukung kemandirian bangsa terhadap vaksin COVID-19.

"Kuncinya adalah kolaborasi. Tanpa kolaborasi boleh dibilang mustahil kita bisa mengalahkan pandemi yang namanya COVID-19 ini," ujar Kepala BRIN.

Menurut dia, Vaksin Merah Putih adalah satu dan dikerjakan secara kolaboratif, sehingga tidak ada dualisme di antara berbagai pihak dalam pengembangan vaksin tersebut.

"Harus ada kolaborasi antar segala pihak yang memang punya tujuan yang sama, jadi saya juga mengajak Balitbangkes untuk makin erat berkolaborasi dalam kegiatan riset dan inovasi COVID-19 di bawah, nantinya, payung konsorsium tersebut sehingga tidak ada lagi nanti dualisme yang ini versi Balitbangkes yang ini versi Eijkman," tuturnya.

Menristek Bambang mengatakan dalam situasi pandemi saat ini, tidak boleh ada kompetisi untuk menunjukkan siapa yang paling hebat tapi lebih kepada menciptakan kesatuan untuk bersama-sama bersinergi dan mengoptimalkan seluruh sumber daya dalam melawan musuh bersama yakni COVID-19.

"Tidak ada gunanya kita bersaing satu sama lain hanya untuk menunjukkan bahwa kita yang paling hebat dibandingkan si A, si B, si C, si D dan seterusnya. Inilah semangat yang ingin kita bangun dalam konsorsium dan di dalam pemerintahan dan khususnya di dalam bidang riset dan inovasi," ujarnya.*

Baca juga: Setahun pandemi, Stimulus inovasi Indonesia menukik

Baca juga: Menristek harap vaksin Merah Putih dapat izin darurat akhir 2021

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021