Jakarta (ANTARA) -
Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengajak para insinyur untuk menjalankan kampanye ilmu pengetahuan dan teknologi bagi kemajuan bangsa Indonesia.
 
"Insinyur Indonesia memiliki tanggung jawab menjalankan kampanye ilmu pengetahuan dan teknologi bagi kemajuan bangsa, mewujudkan Indonesia berdikari sesuai semangat Pancasila," kata Hasto yang lulus dari program profesi insinyur Universitas Gadjah Mada (UGM) dan dilantik bersama dua orang menteri, yakni menteri dari Indonesia dan Timor Leste, di Kampus UGM Yogyakarta, Selasa, seperti dikutip dalam siaran persnya.
 
Dua menteri yang dilantik bersamaan dengan Hasto itu, yakni Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono; serta Menteri Pertanian dan Perikanan Timor Leste Pedro dos Reis.
 
Sebelum dilantik UGM, sebelumnya Hasto dan Trenggono sama-sama sudah menerima gelar Insinyur Profesional Utama (IPU). Serah terimanya dilaksanakan pada awal tahun ini bersama dengan Arifin Tasrif, yang juga Menteri ESDM RI.
 
Hasto bersama Trenggono hadir langsung di Kampus UGM, Yogyakarta, saat acara Pelantikan Insinyur Program Studi Program Profesi Insinyur Semester Gasak TA 2020/2021 Universitas Gadjah Mada (UGM). Sementara Pedro hadir secara daring dari Timor Leste.

Prosesi pelantikan dimulai dengan pembacaan janji profesi insinyur yang dipandu oleh Ketua Umum Perhimpunan Insinyur Indonesia (PII) Heru Dewanto. Lalu diikuti dengan penyerahan sertifikat profesi insinyur, dan pemberian helm tanda profesi insinyur utama sudah sah.

Baca juga: Hasto: Insinyur pegang peranan penting memajukan Indonesia

Baca juga: Hasto sebut Kantor PDIP Yogyakarta jadi contoh sadar bencana
 
Hasto mengatakan pencapaian ini merefleksikan bahwa bangsa Indonesia perlu terus menerus belajar menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
 
"Khususnya, demi mendorong kesadaran betapa Indonesia lebih butuh menjadi produktif dan inovatif dibanding berkonflik sendiri di dalam negeri," ujarnya.
 
Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono mengaku bahwa mendapat gelar profesi insinyur itu ternyata berat. Bahkan, lebih berat lagi beban yang harus dihadapi setelahnya karena mempunyai konsekuensi dan tanggung jawab besar.
 
"Tantangan ke depan adalah bagaimana kita membawa beban sebagai insinyur untuk bisa berbuat sesuatu demi memajukan bangsa ini. Tantangan kita sangat besar. Impor kita sangat besar. Bahkan makanan kita dikuasai luar. Untuk itu, selamat bekerja dan mohon dukungan para insinyur baru untuk membantu negara kita, bersama-sama mewujudkan Indonesia Maju," kata Trenggono.
 
Dia menjelaskan, saat ditugaskan menjabat sebagai Wakil Menteri Pertahanan ditemukan betapa Indonesia memiliki banyak orang pintar dan hebat, namun seluruh sektor serta teknologi justru dikuasai oleh asing.
 
"Pertahanan kita boleh dibilang 99 persen dikuasai teknologi asing. Makanya ini berat tantangannya," kata Trenggono.

Baca juga: Hasto Kristiyanto mendapatkan Sertifikat Insinyur Profesional Utama
 
Wakil Rektor UGM Prof Djagal Wiseso Marseno, mengaku bangga karena pelantikan kali ini membantu UGM memecahkan rekor dengan telah melantik 1367 lulusan berprofesi insinyur.
 
Dia pun berharap semua lulusan ini bisa berkontribusi secara nyata dalam pembangunan Indonesia.
 
"Menjadi langkah kita adalah mencetak insinyur profesional sehingga bisa berkontribusi pada pembangunan Indonesia," kata Wiseso.
 
Dekan Fakultas Teknik UGM, Ali Agus, mengakui bahwa pelantikan kali ini memang menjadi istimewa karena keberadaan dua orang menteri dari dua negara dengan ditambah keberadaan Hasto Kristiyanto, sebagai pesertanya.
 
Dijelaskannya, program profesi insinyur ini bukan hanya memastikan gelar insinyur, tapi juga sertifikasi insinyur profesional , hingga kartu kesatuan alumni UGM (Kagama).
 
"Selamat mengabdi dalam profesi keinsinyuran di tempat masing masing," kata Agus Ali.

Baca juga: Sekjen PDIP ajak insinyur, politisi, dan teknokrat bersinergi

Baca juga: PII terus dorong lebih banyak anak muda jadi insinyur


 
 

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2021