Jakarta (ANTARA) - Olimpiade Tokyo yang tertunda akibat virus corona mungkin membutuhkan tambahan biaya 1,9 miliar dolar AS dari anggaran semula 13 miliar dolar, naik 15 persen, kata satu laporan, Minggu.

Penyelenggara Olimpiade akan secara formal memutuskan kenaikan anggaran untuk Olimpiade paling cepat pada pertengahan Desember setelah berkomunikasi dengan pemerintah Jepang dan kota tuan rumah Tokyo, lapor Yomiuri Shimbun, mengutip sumber Olimpiade yang tidak disebutkan namanya.

Olimpiade 2020 ditunda setahun karena penyebaran COVID-19 di seluruh dunia, dan sekarang dijadwalkan akan dibuka pada 23 Juli 2021.

Namun penundaan itu telah menimbulkan banyak biaya baru, dari pemesanan ulang venue dan transportasi hingga mempertahankan staf panitia penyelenggara yang besar.

Baca juga: Presiden IOC sangat yakin Olimpiade Tokyo bisa dihadiri penonton
Baca juga: IOC: Kampung Atlet harus jadi tempat teraman di Tokyo


Dengan banyaknya negara mengalami infeksi gelombang kedua bahkan ketiga, muncul keraguan mengenai apakah event tersebut dapat diselenggarakan, namun penyelenggara dan ofisial Olimpiade menekankan bahwa itu dapat dilaksanakan secara aman.

Tambahan 200 miliar yen (1,9 miliar dolar AS) pada biaya yang sebelum virus corona diperkirakan 1,35 triliun yen (13 miliar dolar AS) muncul meskipun penyelenggara pada bulan lalu memangkas 280 juta dolar AS dengan memotong segalanya mulai dari staf hingga pembuatan kembang api, namun angka baru itu tidak termasuk biaya tindakan terkait virus corona, kata laporan tersebut.

Ofisial memperkirakan tindakan terkait virus akan dibayar oleh pemerintah Jepang, kata laporan itu.

Rencana untuk Olimpiade yang lebih murah dan berbiaya lebih rendah diungkapkan pada September, dengan tiket gratis lebih sedikit, upacara penyambutan atlet dihapuskan dan penghematan pada spanduk, maskot dan makanan.

Laporan tersebut muncul setelah seorang pejabat senior pada Jumat mengatakan event uji coba Olimpiade Tokyo akan dilanjutkan pada Maret dan keputusan mengenai kehadiran penonton akan dibuat pada musim semi.

Penyelenggara dan ofisial sedang mempertimbangkan daftar panjang kemungkinan tindakan pencegahan virus yang mereka harapkan akan dapat memungkinkan untuk menggelar Olimpiade, sekalipun vaksin belum tersedia.

Baca juga: Atlet Olimpiade Tokyo tak perlu isolasi 14 hari
Baca juga: Penonton non-Jepang akan diizinkan menghadiri Olimpiade Tokyo


Ketua Komite Olimpiade Internasional Thomas Bach awal bulan ini mengatakan ia "sangat yakin" Olimpiade akan punya penonton.

Namun antusiasme untuk Olimpiade tampaknya berkurang di Jepang, dengan jajak pendapat selama musim panas mengungkap hanya satu dari empat warga Jepang menginginkan Olimpiade terlaksana, dan sebagian besar mendukung penundaan lebih lanjut atau dibatalkan langsung.

Ofisial dari penyelenggara Olimpiade Tokyo tidak dapat segera dihubungi untuk dimintai komentar, demikian AFP.

Baca juga: IOC tak paksa atlet disuntik vaksin COVID-19 sebelum olimpiade
Baca juga: Panpel siapkan layanan refund tiket Olimpiade Tokyo

Pewarta: Fitri Supratiwi
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2020