Jakarta (ANTARA) -
Ketua Umum Gerakan Moral Rekonsiliasi Indonesia (GMRI) Eko Galgendu mengingatkan para pemimpin serta calon pemimpin terpilih di Pemilihan Kepala Daerah Serentak 2020 tentang rekonsiliasi ekonomi Negara Indonesia dan tantangan perubahan zaman baru para pemimpin.
 
Ketua Umum Gerakan Moral Rekonsiliasi Indonesia (GMRI) Eko Galgendu di Jakarta, Kamis menjelaskan hal itu dalam diskusi Masyarakat dan Pers Pemantau Pemilihan Umum (Mappilu) PWI bertajuk "Pilkada 2020: Mencari Pemimpin Perubahan".
 
"Rekonsilisasi ekonomi negara yang dimaksud adalah memperkuat kembali negara atau wadah yang memiliki suatu sistem ekonomi yang kuat, guna menuju tujuan yang ingin dicapai," kata dia.
 
Kemudian soal tantangan perubahan zaman baru yang dimaksud menurut dia yakni kondisi yang dihadapi dalam memenangkan perubahan sistem dan aturan ekonomi dunia yang tengah berubah.
Lebih lanjut, Eko meminta kepala daerah untuk waspada menghadapi siber COVID-19, caranya yakni dengan strategi membumi.
 
Siber COVID-19 merupakan salah satu tantangan era perubahan zaman yang baru. Siber COVID-19 itu berupa perang urat saraf dengan memakai media propaganda yang tujuannya serangan psikologi.
 
Hal itu kata dia, tentu mengakibatkan manusia tidak bisa berpikir secara jernih, bingung, stres dan panik menurut kehendak perancangnya.
 
"Strategi membumi yang dimaksud di sini upaya bertahan dengan strategi gerakan membumi yaitu kerakyatan dan kebudayaan. memaksimalkan hasil alam dan bumi, pertanian maupun perkebunan," kata Eko.
 
Menurutnya, sekarang ini sejumlah negara merasakan kerugian di berbagai bidang akibat pandemi COVID-19. Barkaca dari itu, maka para pemimpin sudah semestinya waspada dan dapat berpikir pada kondisi paling buruk.
 
"Jadi kami berharap para pemimpin waspada. Serta berpikir pada kondisi paling buruk yaitu kondisi kolonial zaman baru dan senjata daripada kolonial adalah COVID-19 yang dipakai pada serangan siber," kata Eko.
 
Eko mengingatkan hal itu karena siber COVID-19 dapat memberikan pengaruh buruk pada Indonesia. Indonesia bisa menuju kondisi berbahaya jika para pemimpin tidak cerdas, cermat, dan cerdik dalam menilai dan memahami penyelesaian pandemi.
 
"Jadi kondisi sekarang para pemimpin harus menyelesaikan permasalahan COVID-19 dan harus beradu strategi dengan bangsa lainnya di dunia. Sisi lain bangsa ini masih saja ribut dengan kondisi politik di dalam negeri," ujarnya.

Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2020