Jakarta (ANTARA) - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 menyatakan sedang mengevaluasi tren penurunan jumlah testing COVID-19 saat libur panjang.

"Ini tentunya menjadi evaluasi bersama, khususnya bagi pemerintah daerah. Tren jumlah testing juga sempat menurun di hari-hari tertentu, khususnya saat hari libur," kata Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito dalam konferensi pers virtual di Kantor Presiden di Jakarta, Selasa.

"Pemerintah terus mengejar ketertinggalan pencapaian angka testing yang ditetapkan oleh WHO," ungkap Wiku.

Baca juga: Pakar: Peta zona risiko jangan sampai bias

Menurut Wiku, jumlah testing per wilayah disesuaikan dengan kepadatan populasi penduduknya. Berdasarkan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 267 juta jiwa, diperlukan pelaksanaan testing sebanyak 267 ribu orang per pekannya.

Wiku mengakui fluktuasi jumlah testing dipengaruhi oleh berbagai hal, seperti kondisi libur jumlah dan kapasitas laboratorium, tenaga kesehatan, ketersediaan reagen, dan kondisi geografis Indonesia.

"Hal ini tentu sangat kami sayangkan terlebih pandemi COVID-19 tidak mengenal hari libur. Saya meminta kepada pemerintah daerah untuk memperbaiki mekanisme operasional laboratorium melalui penambahan jumlah 'shift' laboran dengan pemberian insentif yang sepadan," tambah Wiku.

Wiku mengatakan perlu adanya pemeriksaan terkait kesesuaian jenis "reagen" dengan alat testing yang digunakan.

"Sejak awal Juni 2020 hingga pekan ketiga Oktober 2020 terlihat adanya tren peningkatan testing, namun tren tersebut kemudian mengalami penurunan pada dua pekan setelahnya dan kembali meningkat hingga pekan ini, dan hampir mencapai target WHO yaitu berada di angka 86,25 persen pada pekan kedua November 2020," tambah Wiku.

Testing terus ditingkatkan hingga pekan ketiga November 2020. Testing yang dilakukan sudah mencapai sekitar 239 ribu atau 88,66 persen.

Baca juga: Satgas COVID-19: Memulai kegiatan belajar mengajar tidak instan

Baca juga: Satgas COVID-19: terjadi tren peningkatan pasien IGD


"Ini adalah angka tertinggi yang pernah kita capai. Kita harus terus menerus meningkatkan jumlah testing hingga tercapai target WHO," kata Wiku.

Wiku meminta pemerintah daerah untuk menerapkan sanksi bagi masyarakat yang tidak mau atau menolak, bebas untuk benar-benar menjalankannya secara ketat tanpa pandang bulu.

Hingga Selasa (24/11) jumlah terkonfirmasi COVID-19 di Indonesia mencapai 506.302 orang dengan penambahan hari ini sebanyak 4.442 kasus. Terdapat 425.313 orang dinyatakan sembuh dan 16.111 orang meninggal dunia. Sedangkan jumlah pasien suspek mencapai 64.414 orang.

Baca juga: Satgas: Kasus positif COVID-19 bertambah 4.192

Baca juga: Satgas minta pemda tindak tegas masyarakat pelanggar prokes COVID-19


Kasus positif COVID-19 di DKI Jakarta pun sudah mencapai 129.188 kasus dengan penambahan per Selasa (24/11) 1.015 kasus. Selanjutnya, Jawa Timur dengan 59.398 kasus, Jawa Tengah 49.313 kasus, Jawa Barat dengan 48.965 kasus, dan Sulawesi Selatan 20.091 kasus.

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020