Tim Uni Eropa telah menggalang dana lebih dari 200.000.000 euro
Jakarta (ANTARA) - Organisasi nirlaba sosial Hivos bersama beberapa LSM lainnya meluncurkan proyek Action (Active Citizens Building Solidarity and Resilience in Respons to COVID-19) untuk membantu akses kesehatan dan air bersih serta sosial ekonomi masyarakat kaum marjinal.

Dalam acara peluncuran proyek Action yang diselenggarakan secara daring dipantau di Jakarta, Rabu, Hivos bermitra dengan lembaga sosial lainnya yaitu Sentra Advokasi Perempuan, Difabel, dan Anak (SAPDA); Institut KAPAL Perempuan, CISDI; Perkumpulan Untuk Peningkatan Usaha Kecil (PUPUK); dan Pamflet Generasi dalam menjalankan proyek Action selama satu tahun.

Proyek Action tersebut akan dilaksanakan di lima provinsi di Indonesia, yakni Jakarta, Sulawesi Selatan, Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat, dan Jawa Barat yang akan dilakukan pada dua fase.

Proyek ini akan menargetkan komunitas marjinal dan dengan risiko tinggi yang berada di desa dan perkotaan dalam dua fase. Fase pertama berfokus dalam kegiatan respon seperti kesehatan, air, dan sistem sanitasi. Fase kedua menindaklanjuti perbaikan ekonomi dan kondisi sosial.

Proyek sosial yang akan dilaksanakan selama satu tahun ini didanai oleh Uni Eropa melalui kegiatan yang dilakukan oleh para LSM non profit. Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darusalam Vincent Piket mengatakan pembiayaan untuk program sosial ini dilakukan dalam rangka penanganan masalah kesehatan, sosial dan ekonomi bagi masyarakat miskin di negara berkembang.

Baca juga: Dubes EU tekankan peran penting anak muda hadapi perubahan iklim

Baca juga: EU desak WHO lebih transparan dalam penanganan pandemi


"Tim Uni Eropa telah menggalang dana lebih dari 200.000.000 euro (setara Rp3,3 miliar kurs Rp16.764,82) untuk program dukungan bagi Indonesia dan kami bekerja dengan beberapa LSM dalam pelaksanaan program ini. Kami juga bekerja sama dengan pihak kesehatan dengan memberikan dukungan fasilitas bagi rumah sakit di Jawa Tim untuk mencoba mengatasi persoalan dampak sosial dan ekonomi akibat COVID-19," kata Vincent.

Proyek ini akan mendukung kebutuhan fasilitas perawatan kesehatan, layanan kesehatan mental, sistem air dan sanitasi, inisiatif pertanian, penyerapan tenaga
kerja, peningkatan kapasitas, bantuan penggalangan dana, asesmen bantuan keuangan dan kampanye publik untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.

Proyek ini juga akan mendukung pemerintah di semua untuk menangani dampak pandemi dan respon terhadap kebutuhan darurat. Dengan menggunakan
pendekatan multisektoral, berbagai pihak akan terlibat, seperti organisasi masyarakat sipil dan komunitas, pemerintah dan swasta di bidang kesehatan, kesejahteraan sosial, pemerintahan, ketenagakerjaan, dan ketahanan pangan.

Penerima bantuan mencakup komunitas disabilitas, perempuan, anak-anak, pemuda, petani, buruh, dan UMKM. Proyek ini menargetkan untuk menjangkau 15.000 komunitas miskin yang tinggal di desa dan perkotaan.

Baca juga: Uni Eropa akan biayai pemindahan pasien COVID-19 lintas batas

Baca juga: Uni Eropa bantu Indonesia 200 juta euro untuk tangani pandemi

 

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020