Sukabumi, Jabar (ANTARA) - Palang Merah Indonesia (PMI) mendistribusikan bantuan berupa hazmat, face shield dan masker bedah ke lokasi terdampak bencana erupsi Gunung Merapi di wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah.

"Selain menyalurkan bantuan, kami juga mengerahkan sejumlah relawan ke lokasi bencana untuk membantu evakuasi warga dan lainnya dalam upaya meminimalisasikan dampak dari bencana tersebut," kata Sekretaris Jendral PMI Pusat Sudirman Said melalui sambungan telepon, Senin.

Menurutnya, bantuan tersebut disebarkan ke pengungsi, warga serta petugas yang tengah melakukan operasi tanggap darurat bencana erupsi Gunung Merapi.

Seperti diketahui dampak dari debu erupsi gunung tersebut bisa mengganggu saluran pernafasan, apalagi saat ini sedang pandemi COVID-19 sehingga bantuan itu harus disegerakan.

Baca juga: Puluhan relawan di barak pengungsian Merapi ikuti tes cepat COVID-19

Dihubungi secara terpisah, Bagian Logistik PMI Pusat Ilham Huznul mengatakan pada tahap pertama bantuan yang didistribusikan ke wilayah terdampak bencana di Yogyakarta yakni hazmat sebanyak seribu buah dan face shield seribu buah.

Kemudian untuk ke Jawa Tengah, hazmat 3 ribu buah, face shield 3 ribu buah dan masker bedah sebanyak 50 ribu buah. "Bantuan untuk tahap berikutnya sudah kami siapkan dan untuk segera disalurkan ke lokasi terdampak," tambahnya.

Relawan PMI yang diterjunkan juga ikut membantu mengevakuasi warga di sejumlah desa di kawasan rawan bencana (KRB) Gunung Merapi sudah berkoordinasi dengan instansi terkait.

PMI juga ikut membantu menyiapkan lokasi pengungsian standar protokol kesehatan COVID-19 untuk warga di 13 desa yang tinggal di KRB. Evakuasi yang dilakukan PMI bersama petugas lainnya dari unsur pemerintahan, TNI, polri dan potensi SAR lainnya setelah terjadi peningkatan status Gunung Merapi dari waspada (level 2) menjadi siaga (level 3) pada Kamis, (5/11).

Seperti di Kabupaten Magelang, puluhan relawan PMI dikerahkan membantu evakuasi kelompok rentan (ibu hamil, balita dan lanjut usia) dari empat dusun di Desa Keningar.

Baca juga: PMI DIY siagakan relawan antisipasi bencana erupsi Gunung Merapi

Sementara, Kepala Markas PMI Magelang Arief Setiohadi mengatakan dua unit ambulans PMI menjemput kelompok rentan dari rumah tinggal menuju lokasi pengungsian di gedung SDN Ngrajek dan rumah Kepala Desa setempat.

"Dalam proses evakuasi itu kami berkoordinasi dengan petugas Damkar, BPBD dan TNI,” tambahnya.

Sedikitnya sebanyak 512 jiwa telah dievakuasi tim gabungan ke sejumlah titik pengungsian. Di pengungsian, PMI menerapkan protokol kesehatan terhadap pengungsi.

Selain itu, PMI Magelang juga membangun dapur umum untuk memenuhi kebutuhan pangan pengungsi.

"Personel yang bertugas di dapur umum PMI sebanyak 14 personel dalam pelayanan memasak di Tea Tamanagung sejak Sabtu, (7/11) hingga satu pekan ke depan,” katanya.

Baca juga: Evakuasi warga lereng Merapi di Tlogolele patuhi protokol kesehatan

Informasi yang dihimpun, di Kabupaten Magelang terdapat tiga desa berstatus KRB di Kecamatan Dukun, Magelang yakni Desa Paten, Krinjing, dan Ngargomulyo. Di daerah ini terdapat 795 pengungsi di sembilan titik pengungsian.

Staf Humas PMI Boyolali Mohammad Aziz Nugraha menjelaskan ada tiga desa berstatus KRB di Kecamatan Selo antara lain Desa Jrakah, Klakah, dan Tlogolele.

"Puluhan warga pada hari ini yang berada di KRB sudah kami evakuasi bersama petugas dan relawan lainnya," ujarnya.

Baca juga: BPBD DIY pastikan penerapan prokes di pengungsian warga Merapi

Pewarta: Aditia Aulia Rohman
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020