Bengkulu (ANTARA) - Pejabat Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu menyebutkan terdapat 82.512 pasangan usia subur (PUS) yang ada di wilayah tertinggal, terpencil dan perbatasan (Galcitas) Provinsi Bengkulu belum mendapatkan layanan program Keluarga Berencana (KB).

Pejabat Analis Koordinator Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN Bengkulu Edi Sofyan mengatakan PUS di Provinsi Bengkulu tersebut masuk dalam persentase nasional 22,80 persen.

Baca juga: Empat ribu warga Bengkulu putus KB selama pandemi COVID-19

"Garapan program KB di wilayah Galcitas jadi prioritas kerja sekaligus mempercepat pembangunan peningkatan kualitas sumber daya manusia di perdesaan," kata Edi di Bengkulu, Senin.

Menurutnya, sebaran PUS di Provinsi Bengkulu, yakni Kabupaten Bengkulu Selatan 4.857 PUS, Bengkulu Utara 11.609 PUS, Rejang Lebong 14.850 PUS, Kota Bengkulu 12.373 PUS, Mukomuko 7.650 PUS, Kabupaten Kaur 7.746 PUS, Seluma 8.277 PUS, Kepahiang 7.777 PUS, Kabupaten Lebong 3.693 PUS, dan Bengkulu Tengah 3.780 PUS.

Saat ini, lanjut Edi, layanan program KB di wilayah Galcitas menyasar ke empat daerah kabupaten, yakni Kaur, Seluma, Rejang Lebong, dan Kabupaten Mukomuko.

"Semuanya bertujuan untuk menekan angka yang tidak terlayani dan pelayanan tersebut untuk mendekatkan akses pelayanan kepada PUS yang sulit menjangkau fasilitas KB," kata Edi.

Sasaran program tersebut, kata Edi, untuk memberikan kontribusi yang cukup besar pada angka pelayanan KB nasional.

Dari hasil survei BKKBN Bengkulu, jumlah kelahiran hidup tertinggi ada di perdesaan, yaitu 2,6 persen, sedangkan di wilayah perkotaan angkanya menurun, yaitu 2,3 persen dibanding hasil survei pada 2012.

Baca juga: Kabupaten Lebong butuh 113 penyuluh KB

Baca juga: BKKBN Siapkan 152 Pos Pelayanan KB


"Angka kesertaan KB di Bengkulu mencapai 70,5 persen. Untuk itu perlunya program KB menyasar wilayah tersebut, mengingat masih tergolong rendah kesertaan KB di perdesaan," kata Edi.

Ia menambahkan selain angka kesertaan KB di wilayah perdesaan yang dinilai masih menjadi hambatan program, permasalahan juga di bidang kesenjangan gender KB dimana pesertanya masih dominan kaum perempuan.

Pewarta: Helti Marini S
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020