Kendari (ANTARA) - Jembatan Teluk Kendari, di Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) dipadati warga, baik warga lokal maupun pendatang dari kabupaten lain yang hanya ingin melihat kemegahan arsitektur bangunan sepanjang 1,34 kilometer tersebut.

Jembatan tersebut dipadati warga setelah diresmikan langsung oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, pada Kamis (22/10) lalu. Terlihat warga yang berdatangan menggunakan kendaraan roda empat, roda dua (motor dan sepeda), hingga berjalan kaki.

Warga yang datang bukan hanya ingin melihat bangunan jembatan yang menghubungkan kawasan kota lama lama (Kecamatan Kendari Barat) dengan Poasia (Kecamatan Poasia), namun juga mengabadikan momen tersebut dengan berswafoto.

Jembatan yang lebarnya mencapai 20 meter dengan biaya pembangunannya mencapai Rp804 miliar itu dipadati oleh warga yang kagum dengan tampilan fisik jembatan tersebut.

Warga yang datang bersama kerabat ataupun keluarga dari arah Kota Lama menuju Poasia ataupun sebaliknya, hanya ingin berekreasi di jembatan itu di akhir pekan.

Rio (25) salah satu pengunjung asal Kecamatan Mandonga datang di jembatan itu bersama teman-temannya, karena penasaran dengan bangunan ikon baru bagi Kota Kendari.

"Saya datang disini karena saya bangga sebagai warga Kota Kendari yang ada lagi ikon barunya, selain Tugu MTQ, Masjid Alam, dan sekarang ada lagi jembatan Teluk Kendari ini, apalagi katanya menjadi jembatan terpanjang di Indonesia," kata Rio sembari mengagumi jembatan tersebut.

Pengunjung lainya, Rian (27) warga Kelurahan Kambu, mengatakan ia bersama temannya datang karena ingin menikmati suasana ikon baru bagi Kota Kendari.

"Sebenarnya dari kemarin-kemarin mau datang lihat ini, cuma karena kesibukan kerjaan jadi baru sempat liat langsung, semenjak diresmikan hanya lihat-lihat instagram story orang, sekarang bisa juga selfie untuk buat story," katanya.

Baca juga: Jembatan Teluk Kendari ikon baru kota

Baca juga: Warga diizinkan rekreasi di Jembatan Teluk Kendari sampai 30 Oktober


Diresmikan Presiden Jokowi

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Jembatan Teluk Kendari sepanjang 1,34 kilometer, di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, Kamis, yang diyakini akan menjadi infrastruktur strategis dan ikon baru di kota yang memiliki keindahan teluk itu.

“Saya yakin lamanya waktu pengerjaan, dan besarnya dana yang dibutuhkan untuk bangun jembatan ini akan sebanding dengan manfaat yang dirasakan masyarakat,” kata Presiden Jokowi dalam peresmian jembatan yang menghubungkan berbagai wilayah di Teluk Kendari.

Jembatan yang memiliki lebar jalan 20 meter itu mulai dibangun sejak 2015 hingga 2020 dengan biaya total Rp804 miliar.

Menurut Presiden Jokowi, jembatan itu akan memudahkan mobilitas penduduk dan juga aktivitas perdagangan dan industri yang melintasi kecamatan Kota Lama, dan Poasia.

Untuk menuju Poasia dari Kota Lama maupun sebaliknya, kini hanya memerlukan waktu tempuh lima menit dengan melewati Jembatan Teluk Kendari. Sebelumnya, masyarakat Kota Lama harus menggunakan kapal feri untuk memutari Teluk Kendari agar bisa sampai di Poasia. Rute itu membutuhkan waktu tempuh 30-40 menit.

“Sekarang hanya perlu waktu 5 menit. Kelancaran konektivitas dan akses ini akan membuat mobilitas jasa dan manusia semakin efisien,” ujar dia.

Selain itu, jembatan itu juga akan mendukung pengembangan kawasan Konawe dan Plabuhan Bungkutoko. Di dua kawasan itu akan terdapat kawasan industri, Kendari New Port dan berbagai pemukiman baru untuk masyarakat.

"Sehingga akan memunculkan sentra-sentra ekonomi baru di Kendari dan Sulawesi Tenggara," ujar Presiden.

Baca juga: Pembangunan Jembatan Teluk Kendari gunakan material lokal 90 persen

Baca juga: Presiden: Jembatan Teluk Kendari tingkatkan konektivitas warga

 
Warga yang berdatangan di Jembatan Teluk Kendari, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), Sabtu (24/10/2020). (ANTARA/Harianto)


Diizinkan sampai 30 Oktober

Pemerintah Kota Kendari di Provinsi Sulawesi Tenggara mengizinkan warga berekreasi di kawasan Jembatan Teluk Kendari selama sepekan dari 23 sampai 30 Oktober 2020, sebelum jembatan dibuka untuk lalu lintas kendaraan umum.

Jembatan dengan panjang 1,34 kilometer dan lebar 20 meter yang dibangun sejak tahun 2015 dengan biaya Rp800 miliar lebih itu diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada Kamis (22/10) namun tidak langsung dibuka untuk lalu lintas kendaraan umum.

"Jadi saya sudah berdiskusi dengan Pak Dirjen yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan Jembatan Teluk Kendari ini, Insya Allah selama satu minggu nanti masyarakat diberikan izin, kesempatan, untuk memanfaatkan ini, selfie boleh, satu pekan," kata Wali Kota Kendari Sulkarnain Kadir di Kendari, Jumat.

"Untuk satu pekan ini, kita berikan kesempatan masyarakat dulu. Jalan kaki bebas, berolahraga. Selama satu minggu masyarakat boleh berkunjung berfoto-foto, selfie. Setelah itu, setelah kendaraan diizinkan masuk, tidak boleh lagi pejalan kaki, dalam arti (berada) di tengah jalan," kata dia.

Jembatan Teluk Kendari mendukung peningkatan pertumbuhan ekonomi kota, antara lain karena memperlancar arus barang dan orang.

"Pertama akses dari masyarakat Kendari yang ada di sebelah utara dan selatan ini akan jauh lebih dekat, yang sebelumnya jarak tempuhnya sampai setengah jam itu, kini bisa sampai tinggal lima menit. Kemudian itu lebih hemat, lebih efisien dari sisi masyarakat," katanya.

"Kita berharap dengan kehadiran jembatan ini akan menghadirkan keadilan bagi semuanya. Jadi seluruh wilayah Kota Kendari menjadi merata pembangunannya," demikian Wali Kota Kendari.

Diharapkan jembatan ini memperlancar arus barang dan manusia dan meningkatkan kemakmuran masyarakat kota.*

Baca juga: Presiden Jokowi resmikan ikon baru Jembatan Teluk Kendari

Baca juga: Puji Jembatan Teluk Kendari, Presiden Jokowi: Arsitekturnya menarik

Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020