Jakarta (ANTARA) - Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mendorong Usaha Kecil Menengah (UKM) untuk menjajaki pasar ekspor ke Brazil dan Argentina, di mana kedua negara tersebut merupakan tujuan pasar ekspor nontradisional bagi Indonesia.

“Sebagai upaya diversifikasi pasar tujuan ekspor, Brazil dan Argentina punya pangsa pasar yang cukup besar,” kata Mendag dalam seminar web bertajuk ‘Peluang Ekspor Produk Indonesia ke Brazil dan Argentina’, Kamis.

Mendag memaparkan, pasar Brazil potensial dijajaki karena Indonesia dan Brazil memulai hubungan diplomatik sejak 1957. Keduanya juga memiliki kerja sama kemitraan strategis yang ditanda tangani presiden kedua negara pada 2008.

Adapun total perdagangan Indonesia-Brazil pada 2019 mencapai 2,94 miliar dolar, di mana Indonesia dalam posisi defisit 937,74 juta dolar AS dengan nilai ekspor 1 miliar dolar AS dan impor 1,94 miliar dolar AS.

Baca juga: Mendag sampaikan delapan strategi dongkrak ekspor nonmigas

Pada periode Januari-Agustus 2020, nilai perdagangan keduanya mencapai 2,258 miliar dolar AS, di mana nilai ekspor RI sebesar 568,4 juta dolar AS dan impor 1,69 miliar dolar AS. Artinya, RI masih mengalami defisit perdagangan dengan Brazil sebesar 1,1 miliar dolar AS.

Beberapa produk Indonesia yang diekspor ke Brazil yakni minyak kelapa sawit, karet, suku cadang sepeda motor, peralatan listrik, suku cadang kendaraan, nikel, dan benang.

Sedangkan Indonesia mengimpor bungkul hasil ekstraksi kedelai, gula, kapas, tank, tembakau, dan bijih besi dari Brazil.

Adapun dengan Argentina, Mendag menyampaikan bahwa RI-Argentina memulai hubungan diplomatik sejak 1956. Keduanya merupakan anggota G20 dan telah memiliki Bilateral Consultation Forum dan Joint Commission Meeting.

Baca juga: Mendag: Ekosistem Logistik Nasional percepat ekspor impor

Perdagangan antara RI-Argentina tercatat 2,02 miliar dolar AS dengan nilai ekspor 202,22 juta dolar AS dan impor 1,82 miliar dolar AS pada 2019.

Sedangkan, pada periode Januari-September 2020, angka perdagangan keduanya mencapai 1,45 miliar dolar AS dengan nilai ekspor 100,9 juta dolar AS dan impor 1,35 miliar dolar AS. Dengan demikian, angkanya masih defisit untuk Indonesia sebesar 1,2 miliar dolar AS.

Indonesia mengekspor aneka produk ke Argentina, di antaranya karet, alas kaki olahraga, turbin, benang, mesin kendaraan, nanas. Adapun RI mengimpor sejumlah produk dari Argentina, yakni sereal, bungkil kedelai, produk olahan susu, udang, dan kapas.

Potensi tersebut, menurut Mendag, perlu dijajaki lebih dalam, sehingga peluang ekspor bagi UKM semakin terbuka.

“Apalagi Indonesia masih berada dalam posisi defisit perdagangan dengan kedua negara,” pungkas Mendag.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020