Semarang (ANTARA News) - Bilqis Anindya Passa, balita penderita "atresia bilier" (saluran empedu tidak berkembang sempurna atau tidak terbentuk) hingga saat ini masih terkena pneumonia (radang paru-paru).

"Bilqis masih terkena pneumonia, padahal kondisi kesehatan Bilqis menjadi penentu utama pelaksanaan operasi cangkok hati," kata anggota Tim Cangkok Hati RSUP dr. Kariadi Semarang, dr. Hartantyo di Semarang, Selasa.

Menurut dia, berat badan Bilqis yang sudah mencapai ideal sembilan kilogram pun tidak menjadi jaminan penentuan pelaksanaan operasi, karena yang terpenting adalah kondisi kesehatan Bilqis.

"Kami sudah melakukan seluruh tahap persiapan operasi, termasuk tes Epstein-Barr virus (EBV), namun semuanya tergantung kondisi Bilqis, seandainya sehari sebelum pelaksanaan operasi Bilqis mengalami panas, operasi bisa diundur," katanya.

Tim cangkok hati sebelumnya telah menjadwalkan operasi Bilqis dapat dilakukan sekitar pertengahan April 2010, setelah Bilqis menjalani perawatan intensif di ruang Pediatric Intensive Care Unit (PICU) akibat terkena pneumonia.

Hartantyo mengatakan, kondisi pasien "atresia bilier" dalam stadium tersebut memang mengalami keluhan-keluhan, seperti pneumonia antara 24-30 persen, namun pihaknya sudah mengantisipasi terjadinya hal tersebut.

Penggagas tim cangkok hati, Prof. dr. AG Soemantri juga membenarkan bahwa Bilqis terkena pneumonia, karena itu Bilqis dipindah ke ruang PICU agar mendapatkan perawatan secara lebih intensif.

"Pneumonia itu disebabkan infeksi dari kuman klebsiella, namun anak-anak yang dalam kondisi sehat sebenarnya juga dapat terkena kuman tersebut, terutama saat kekebalan tubuhnya menurun," katanya.

Ia mengatakan, kondisi dan daya tahan tubuh Bilqis memang lemah karena pengaruh "atresia bilier" yang juga dideritanya, sehingga mudah terinfeksi kuman, termasuk klebsiella penyebab pneumonia.

"Namun, kami sudah melakukan penanganan terhadap pneumonia itu dengan pemberian antibiotik dalam jangka waktu tertentu, pemeriksaan laboratorium, dan foto rontgen," kata Soemantri yang juga pakar darah itu.

Sementara itu, anggota lain tim cangkok hati, dr. Tatty Ermin Setiati menambahkan, kuman klebsiella tersebut dapat diatasi dengan pemberian antibiotik secara teratur, dan secara teori penyembuhannnya memakan waktu sekitar 14 hari.

Menurut dia, infeksi kuman klebsiella dapat memengaruhi fungsi paru-paru, karena kuman itu akan memengaruhi suplai oksigen yang masuk ke tubuh, sehingga nantinya dapat mengganggu fungsi organ lainnya.

"Karena itu, kami terus memfokuskan perbaikan kondisi organ paru-paru Bilqis, sebab kami harus memastikan kondisi paru-paru Bilqis benar-benar siap sebelum dilakukan operasi," kata Tatty.

Sebelumnya diwartakan, Bilqis terkena pneumonia akibat terlalu lama terbaring di ruang perawatan, namun pneumonia tersebut bukan dampak dari penyakit "atresia bilier" yang dideritanya.(Ant/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010