Moskow (ANTARA) - Prospek untuk memperpanjang perjanjian terakhir yang membatasi penyebaran senjata nuklir strategis AS dan Rusia menjadi suram disebabkan Washington menolak proposal Rusia pada Jumat (16/10) untuk perpanjangan satu tahun tanpa syarat.

Perjanjian START (Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis) Baru, yang ditandatangani pada 2010 dan akan berakhir pada Februari 2021, membatasi jumlah hulu ledak nuklir strategis yang dapat digunakan Rusia dan Amerika Serikat serta rudal dan pembom yang membawanya.

Kegagalan untuk memperpanjang pakta akan menghilangkan semua kendala dan memicu perlombaan senjata pasca-Perang Dingin serta ketegangan antara dua kekuatan senjata nuklir terbesar di dunia.

Presiden Rusia Vladimir Putin, berbicara dalam sebuah pertemuan melalui tautan video dengan Dewan Keamanan Rusia yang disiarkan di televisi pemerintah, mengatakan perjanjian itu telah bekerja secara efektif sampai sekarang dan akan "sangat menyedihkan" jika itu berhenti bekerja.

"Dalam hal ini, saya mengusulkan ... memperpanjang perjanjian saat ini tanpa syarat setidaknya selama satu tahun sehingga negosiasi yang berarti dapat dilakukan pada semua parameter masalah ...," katanya.

Beberapa jam kemudian, penasihat keamanan nasional Presiden AS Donald Trump, Robert O'Brien, menolak proposal Putin.

O'Brien menegaskan kembali bahwa Amerika Serikat telah mengusulkan perpanjangan perjanjian selama satu tahun, di mana penyebaran semua senjata nuklir - strategis dan taktis - akan dibekukan.

"Tanggapan Presiden Putin hari ini untuk memperpanjang START Baru tanpa membekukan semua hulu ledak nuklir adalah bukan permulaan," kata O'Brien dalam sebuah pernyataan. "Kami berharap Rusia akan mengevaluasi kembali posisinya sebelum perlombaan senjata yang mahal terjadi."

Kesepakatan itu dapat diperpanjang hingga lima tahun setelah berakhir pada 5 Februari dengan persetujuan presiden Rusia dan AS.

Rusia dan Amerika Serikat, yang telah menyerukan China untuk dimasukkan dalam perjanjian kontrol senjata multilateral baru yang akan menggantikan New START, telah berselisih mengenai perpanjangan pakta tersebut meskipun beberapa bulan pembicaraan.

Pada Rabu, Moskow membantah pernyataan AS bahwa kedua belah pihak pada prinsipnya telah mencapai kesepakatan.

Baca juga: Rusia sebut belum ada kesepakatan dengan AS tentang pakta nuklir
Baca juga: AS, Rusia akan rundingkan pembatasan senjata nuklir
Baca juga: Rusia siap pertimbangkan usulan pakta nuklir AS

Penerjemah: Azis Kurmala
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2020