Stagnasi di Washington atas paket stimulus berikutnya terus menekan aset-aset seperti emas
Chicago (ANTARA) - Emas jatuh hampir dua persen pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), menjadi berada di bawah 1.900 dolar AS per ounce, tertekan penguatan "greenback" menyusul kebuntuan atas stimulus AS dan investor menyimak rapor ekonomi yang sedikit kurang mencolok dari Dana Moneter Internasional.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, anjlok 34,3 dolar AS atau 1,78 persen, menjadi ditutup pada 1.894,60 dolar AS per ounce. Sehari sebelumnya (12/10/2020), emas berjangka terkerek 2,7 dolar AS atau 0,14 persen menjadi 1.928,90 dolar AS.

Baca juga: Emas naik 31 dolar saat "greenback" jatuh, spekulasi stimulus menguat

Emas berjangka melonjak 31,1 dolar AS atau 1,64 persen menjadi 1.926,20 dolar AS pada akhir pekan lalu (9/10/2020), setelah menguat 4,3 dolar AS atau 0,23 persen menjadi 1.895,10 dolar AS pada Kamis (8/10/2020), dan terpangkas 18 dolar AS atau 0,94 persen menjadi 1.890,80 dolar AS pada Rabu (7/10/2020).

"Stagnasi di Washington atas paket stimulus berikutnya terus menekan aset-aset seperti emas yang mengandalkan pelemahan dolar untuk gelombang dukungan berikutnya," kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures, dikutip dari Reuters.

"IMF dan lembaga lain seperti Federal Reserve AS juga telah mencatat bahwa pemulihan telah terjadi sedikit lebih cepat dari yang mereka perkirakan sebelumnya, sehingga akan membuat kami percaya bahwa mungkin ada kebutuhan akan stimulus yang lebih kecil di seluruh dunia."

Dolar melonjak 0,5 persen terhadap sekeranjang mata uang saingannya, membuat emas lebih mahal, setelah Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengatakan penawaran paket stimulus virus corona terbaru oleh Presiden Donald Trump kurang dari apa yang dibutuhkan Amerika Serikat.

IMF mengatakan perkiraan untuk ekonomi global "agak kurang mengerikan" karena negara-negara kaya dan China pulih lebih cepat dari yang diharapkan.

"Emas telah dipermainkan selama negosiasi untuk kesepakatan stimulus fiskal, dengan kebuntuan terbaru menghilangkan beberapa pendorong bullish jangka pendek yang kami nantikan," kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA.

“Tapi semua itu berarti kita akan mendapatkan stimulus nanti, mungkin awal tahun depan dan itu akan menyebabkan harga emas lebih tinggi.”

Emas, yang dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang, telah meningkat 25 persen tahun ini di tengah tingkat stimulus global yang belum pernah terjadi sebelumnya selama pandemi.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun 1,14 dolar AS atau 4,52 persen menjadi ditutup pada 24,129 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun 3,00 dolar AS atau 0,34 persen menjadi ditutup pada 873,3 dolar AS per ounce.

Baca juga: Wall Street dibuka bervariasi, Indeks Dow Jones turun 98,70 poin
Baca juga: Emas naik tipis saat ketidakpastian pemilihan imbangi penguatan dolar

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020