Diperkirakan pertumbuhan ekonomi selama periode 2020-2024 hanyalah berada pada kisaran rata-rata 4 persen
Jakarta (ANTARA) - Ketua Bidang Ekonomi, Keuangan, Industri, dan Teknologi DPP PKS Memed Sosiawan memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada periode tahun 2020 hingga 2024 rata-rata adalah sekitar 4 persen per tahun mengingat berbagai kondisi global termasuk situasi terkait pandemi.

"Diperkirakan pertumbuhan ekonomi selama periode 2020-2024 hanyalah berada pada kisaran rata-rata 4 persen," kata Memed Sosiawan dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin.

Memed mengingatkan, beberapa lembaga multinasional seperti Bank Pembangunan Asia (ADB), Bank Dunia, dan Dana Moneter Internasional (IMF), juga memberikan prediksinya terhadap kondisi pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada tahun 2020 dan 2021.

ADB memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah sebesar -1,0 persen sampai 2,5 persen (2020) dan 5,3 persen (2021), Sedangkan Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah sebesar -2,0 persen sampai -1,6 persen (2020) dan 3,0 persen sampai 4,4 persen (2021).

Kemudian, IMF memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah sebesar -0,3 persen sampai 0,49 persen (2020) dan 6,1 persen sampai 8,2 persen (2021).

"Pertumbuhan ekonomi di 2022, 2023, dan 2024 juga akan sulit ditingkatkan pada kisaran 6 persen, berdasarkan pengalaman pertumbuhan ekonomi di lima tahun terakhir yang tidak beranjak dari kisaran 5 persen, padahal pada saat itu belum terjadi pandemi corona dan resesi global," paparnya.

Dengan demikian, Memed juga mengemukakan bahwa tercapainya pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 5,4 persen sampai 6 persen selama lima tahun ke depan sebagaimana diharapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, akan sulit diwujudkan.

Sebelumnya, Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara dalam konpers bersama Satgas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Nasional, di Jakarta, Rabu (30/9), mengatakan ada sejumlah faktor yang akan mendorong pencapaian target pertumbuhan ekonomi nasional 5 persen pada 2021.

"Pertumbuhan lima persen pada 2021 karena kita yakini ada perbaikan kondisi ekonomi. Kita harap secara gradual ada perbaikan konsumsi dan investasi, dan juga biasanya jika terjadi kontraksi akan terjadi kenaikan secara teknis atau technical rebound," ujar Suahasil Nazara.

Wamenkeu mengutarakan harapannya agar kombinasi dari technical rebound serta kondisi ekonomi yang secara gradual mengalami kenaikan dan peningkatan baik di sisi konsumsi dan investasi, ditambah dengan dukungan anggaran pemerintah, maka target pertumbuhan ekonomi 5 persen pada 2021 tercapai.

Sebagaimana diwartakan, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan penanganan COVID-19 menjadi salah satu kunci utama agar perekonomian mulai pulih dan bisa kembali tumbuh pada kisaran lima persen pada 2021.

"Faktor yang bisa memulihkan antara lain penanganan COVID-19 yang sudah dilakukan tahun ini dan berlanjut di tahun depan dengan protokol kesehatan," kata Sri Mulyani dalam jumpa pers virtual seusai persetujuan UU APBN 2021 di Jakarta, Selasa (29/9).

Sri Mulyani memastikan disiplin dalam melaksanakan protokol kesehatan bisa memulihkan kembali kegiatan ekonomi maupun sosial yang selama ini terhambat seiring dengan adanya pembatasan sosial berskala besar di beberapa daerah terdampak.

Selain itu, faktor pemulihan lainnya adalah ketersediaan vaksin yang saat ini sedang diupayakan Indonesia bersama dengan institusi internasional lainnya, yang bisa memberikan optimisme terhadap membaiknya kinerja ekonomi di 2021.

Baca juga: BI sebut pengembangan industri halal dukung pertumbuhan ekonomi
Baca juga: Wamenkeu: Technical rebound turut dorong ekonomi tumbuh 5 persen 2021

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020