Terlepas dari kenyataan bahwa Fed cukup dovish, tampaknya untuk pasar emas itu tidak cukup dovish
Chicago (ANTARA) - Harga emas berjangka jatuh pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), menyusul aksi ambil untung dari kenaikan selama tiga hari berturut-turut, setelah Federal Reserve (Fed) AS memupus harapan investor untuk lebih banyak stimulus guna mendukung ekonomi yang dilanda Virus Corona.

Kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, anjlok 20,6 dolar AS atau 1,05 persen menjadi ditutup pada 1.949,9 dolar AS per ounce. Sehari sebelumnya, Rabu (16/9/2020), emas berjangka naik 4,3 dolar AS atau 0,22 persen menjadi 1.970,5 dolar AS.

Harga emas berjangka juga naik 2,5 dolar AS atau 0,13 persen menjadi 1.966,2 dolar AS pada Selasa (15/9/2020), setelah terangkat 15,8 dolar AS atau 0,81 persen menjadi 1.963,70 dolar AS pada Senin (14/9/2020), dan jatuh 16,4 dolar AS atau 0,83 persen menjadi 1.947,90 dolar AS pada Jumat lalu (11/9/2020).

Pernyataan Fed yang dirilis setelah penutupan pasar pada Rabu (16/9/2020) menunjukkan bahwa suku bunga akan tetap mendekati nol hingga 2023 guna membantu ekonomi AS.

Baca juga: Harga emas berjangka menguat jelang keputusan kebijakan Fed AS

Para analis pasar berpendapat bahwa ini mungkin membuktikan bullish untuk emas dalam jangka panjang, tetapi investor mungkin menjual emas untuk mengambil untung karena pandangan ekonomi yang lebih baik dari Federal Reserve.

"Terlepas dari kenyataan bahwa Fed cukup dovish, tampaknya untuk pasar emas itu tidak cukup dovish," kata Kepala Strategi Komoditas TD Securities, Bart Melek.

“Ada kekhawatiran bahwa dengan tidak ada lagi Pelonggaran Kuantitatif, mungkin hanya ada sedikit momentum untuk emas.”

Baca juga: Rupiah menguat, ditopang keputusan BI pertahankan suku bunga acuan

The Fed berjanji untuk mempertahankan suku bunga mendekati level nol sampai inflasi berada di jalur untuk "secara moderat melebihi" target inflasi dua persen "untuk beberapa waktu".

Harga emas telah melonjak 28 persen sepanjang tahun ini, dibantu oleh suku bunga mendekati nol secara global dan permintaan untuk lindung nilai terhadap inflasi.

Baca juga: Saham Spanyol setop keuntungan, Indeks IBEX 35 merosot 0,35 persen

Namun bank sentral AS juga menyatakan bahwa pihaknya memperkirakan pemulihan ekonomi yang lebih cepat dari perkiraan sebelumnya, dengan pengangguran turun lebih cepat dari yang diharapkan pada Juni.

"Banyak yang mengharapkan tentang kejelasan lebih lanjut tentang bagaimana Fed berencana untuk memicu inflasi dalam beberapa bulan mendatang," kata Analis Senior Kitco Metals, Jim Wyckoff dalam sebuah catatan.

Baca juga: Saham Inggris turun lagi, Indeks FTSE 100 merosot 0,47 persen

Sementara itu klaim pengangguran baru AS tetap bertengger di level yang lebih tinggi minggu lalu menunjukkan pemulihan pasar tenaga kerja masih terhenti.

Harga logam lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun 37,6 sen atau 1,37 persen menjadi ditutup pada 27,1 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober turun 42,6 dolar AS atau 4,38 persen menjadi ditutup pada 930,9 dolar AS per ounce.

Baca juga: Saham Jerman berbalik merosot, Indeks DAX 30 tergerus 0,36 persen

Baca juga: Saham Prancis hentikan kenaikan, Indeks CAC 40 jatuh 0,69 persen

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020