Jembatan inspeksi ini sangat strategis untuk menumbuhkan ekonomi masyarakat
Kulon Progo, DIY (ANTARA) - Ketua DPRD Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Akhid Nuryati meminta pemerintah provinsi segera membangun Jembatan Inspeksi Pekik Jamal, yang menghubungkan Desa Ngetiharjo, Kecamatan Wates dengan Desa Bojong, Kecamatan Panjatan, dalam rangka mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi kedua wilayah tersebut.

Akhid di Kulon Progo, DIY, Jumat, mengatakan jembatan inspeksi ini sangat strategis untuk menumbuhkan ekonomi masyarakat dan merupakan akses utama bagi masyarakat Bojong dan Ngestiharjo, dan sekitarnya.

"Jangka pendeknya, kami sangat mengharapkan akses Jembatan Inspeksi Pekik Jamal Ngestiharjo-Bojong segera diperbaiki. Hal ini mengingat jembatan tersebut sangat strategis bagi perekonomian masyarakat," katanya.

Baca juga: PII beri jaminan Proyek Jalan Tol Solo-Yogyakarta-NYIA Kulon Progo

Ia mengatakan jembatan inspeksi tersebut dilalui masyarakat Ngestiharjo yang akan belanja di Pasar Gejlik Bojong atau sebaliknya.

Selain akses jalan menuju Pondok Pesantren Al Ma'unah Bojong, Jembatan Inspeksi Pekik Jamal juga menjadi akses utama bagi warga yang mencari rumput dan sekolah.

Berdasarkan pemantauan saat kunjungan kerja lapangan, dalam waktu kurang dari 30 menit, volume kendaraan yang melewati Jembatan Inspeksi Pekik Jamal mengangkut lebih dari 100 orang.

Hal ini menandakan bahwa akses jembatan inspeksi sangat dibutuhkan bagi masyarakat di Kecamatan Bojong dan Ngestiharjo, dan sekitarnya.

Saat ini, kondisi jembatan sudah rusak parah. Jalan jembatan banyak yang bergelombang dan bahkan warga memasang kayu supaya bisa dilewati.

Hal ini membahayakan keselamatan masyarakat yang melintas, terutama pada malam hari. Diperparah lagi dengan minimnya penerangan jalan umum (PJU) di Jembatan Pekik Jamal.

"Untuk itu, kami sangat berharap Pemda DIY segera membangun jembatan inspeksi tersebut," katanya.

Lebih lanjut, politisi perempuan PDI Perjuangan ini juga mengharapkan Pemda DIY segera membangun akses jembatan Panjatan-Wates sebagai akses utama percepatan pengembangan ekonomi di kedua wilayah ini.

Hal ini mengingat rencana detail teknis (DED) Jembatan Bojong-Ngestiharjo sudah selesai dibuat, tinggal merealisasikannya.

Dengan adanya Bandara Internasional Yogyakarta, maka Kecamatan Wates dan Panjatan diproyeksikan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru dan pusat pendukung Bandara BIY.

"Kami sangat berharap akses jembatan ini segera dibangun supaya ada percepatan pengembangan ekonomi masyarakat di wilayah tengah, khususnya Wates dan Panjatan," katanya.

Sementara itu, Wakil Bupati Kulon Progo Fajar Gegana sangat mendukung adanya perbaikan Jembatan Inspeksi Pekik Jamal dan rencana pembangunan jembatan penghubung Ngestiharjo-Bojong sebagai akses utama masyarakat.

Saat ini, kondisi jembatan inpeksi Pekik Jamal sudah cukup memprihatinkan. Jembatan Inspeksi Pekik Jamal banyak yang berlubang, sehingga membahayakan bagi masyarakat yang melaluinya.

Selain kondisi jembatan berlubang, pagar pengaman samping kanan dan kiri juga sudah rusak termakan usia.

"Besar harapan kami, Pemda DIY memperbaiki Jembatan Inspeksi Pekik Jamal dan ke depan membangunkan jembatan penghubung Ngestiharjo-Bojong," harapnya.

Fajar juga mengatakan kawasan penyangga Bandara Internasional Yogyakarta atau disebut Aerocity Bandara Internasional Yogyakarta meliputi Wates, Kokap, Galur, Panjatan dan Pengasih, sehingga akses jalan menjadi modal utama dalam percepatan pembangunan ekonomi di Kulon Progo.

Kebetulan, Jembatan Inspeksi Pekik Jamal dan rencana jembatan Ngestiharjo-Bojong ini berada wilayah Kulon Progo bagian tengah, sehingga perlu ada upaya percepatan pembangunan infrastruktur.

"Kami berharap Pemda DIY dapat memaklumi ini, karena jembatan ini sangat dibutuhkan masyarakat di Kecamatan Wates dan Panjantan, sebagai pusat pertumbuhan ekonomi di Kulon Progo," katanya.

Baca juga: Bandara YIA tumbuhkan industri perhotelan dan restoran
Baca juga: Presiden Jokowi bagikan masker dan sembako kepada warga Kulon Progo

Pewarta: Sutarmi
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020