ini merupakan investasi besar, menciptakan efek multiplier
Jakarta (ANTARA) - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) dan PT Regio Aviasi Industri (RAI) menyepakati kerja sama riset dan pengembangan serta pengkajian dan penerapan teknologi bersama untuk penguasaan teknologi dan peningkatan industri nasional mencapai kemandirian bidang penerbangan.

Program pengembangan pesawat Indonesia sudah dimulai sejak dicetuskannya program pesawat N-250 yang disiapkan untuk transportasi nasional. Setelah mimpi besar dan program N-250 tidak berlanjut, kemudian munculah gagasan-gagasan untuk membangkitkan kembali industri pesawat terbang Indonesia, kata Kepala LAPAN Thomas Djamaluddin dalam keterangan tertulisnya diterima di Jakarta, Senin.

LAPAN bersama PT Dirgantara Indonesia mengembangkan pesawat N219, yang ditargetkan tahun 2020 akan menyelesaikan sertifikasi terbang. Dan juga teman-teman dari PT RAI yang mencoba mengembangkan pesawat yang lebih baik dari N-250 yaitu pesawat R80.

Baca juga: Pemerintah hapus proyek pesawat R80 dan N245 diganti "drone" di PSN

Kemudian dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 ada program untuk mengembangkan pesawat N245. Pesawat R80 merupakan hasil rancangan Presiden Indonesia ketiga yaitu Bacharudin Jusuf (BJ) Habibie yang sebelumnya masuk ke dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) bersama dengan pesawat N245.

"Walaupun saat ini sesuai dengan kebijakan pemerintah R80 dan N245 sudah tidak termasuk dalam PRN 2020-2024, Kemenristek/BRIN mendukung penuh proyek transportasi udara buatan dalam negeri ini dengan memasukkannya pada Proyek Riset dan Inovasi Nasional (PRIN)", kata Thomas.

Hal ini adalah dukungan pemerintah untuk program Habibie dengan melanjutkan cita-cita beliau lewat kolaborasi.

Penandatangan nota kesepahaman yang menjadi landasan kedua pihak melaksanakan kerja sama penelitian, pengembangan, pengkajian dan penerapan teknologi penerbangan dengan menyinergikan sumber daya yang dimiliki oleh masing-masing pihak guna berkontribusi aktif dalam rangka penguasaan teknologi dan peningkatan industri nasional untuk mencapai kemandirian bangsa di bidang penerbangan itu mendapat apriesiasi Direktur Pengembangan Teknologi Industri Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemristek/BRIN) Hotmatua Daulay.

"Semoga apa yang kita lakukan hari ini menjadi tonggak sejarah dirgantara nasional. Saat ini sedang disusun draft naskah akademik dan roadmap industri kedirgantaraan Indonesia", katanya.

Baca juga: RAI: Eropa-Timteng minati investasi proyek pesawat R80

Hotmatua mengatakan Kemristek/BRIN secara penuh mendukung program pesawat nasional yang saat ini sedang dikerjakan maupun pengembangan di masa depan dengan memasukannya pada program PRIN. Program tersebut termasuk pengembangan pesawat N245 yang sedang dikembangkan LAPAN dan R80 yang sedang dikembangkan PT RAI.

Direktur Utama PT RAI Agung Nugroho mengatakan perusahaannya saat ini sedang mengembangkan pesawat udara Regional Turboprop R80 berkapasitas 80 sampai dengan 90 penumpang yang perlu didukung oleh para pemangku kepentingan nasional di bidang penerbangan, baik dari pemerintah Indonesia maupun pelaku industri dan usaha.

"Ini merupakan investasi besar, menciptakan efek multiplier, dan berjangka panjang dalam ekosistem kedirgantaraan Indonesia," ujar dia.

Selain Kepala LAPAN beserta jajarannya dan Direktur Utama PT RAI, penandatanganan nota kesepahaman itu juga dihadiri oleh Komisaris Utama PT RAI Ilham Habibie.

Baca juga: Ilham Habibie : Pesawat R80 sudah dipesan155 unit
Baca juga: Urun dana pesawat R80 capai Rp2,6 miliar


Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020