Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Abdul Muhaimin Iskandar mendorong pemerintah lebih memerhatikan para petani seiring dengan pertumbuhan ekonomi dari sektor pertanian yang positif.

"Pertumbuhan sektor pertanian patut kita dukung dengan meningkatkan investasi dan memberikan banyak insentif," kata sosok yang akrab disapa Gus AMI itu dalam pernyataan tertulisnya di Jakarta, Jumat.

Pemerintah, katanya, diharapkan dapat meningkatkan investasi di sektor pertanian, di antaranya melalui pemberian kredit pertanian, meningkatkan pendanaan penelitian dan pengembangan pertanian, intensifikasi penggunaan teknologi pertanian maupun peningkatan jumlah angkatan petani-petani baru.

Ia juga berharap pemerintah memberikan banyak insentif kepada petani, sebab kenaikan nilai tukar petani (NTP) Juli 2020 belum sepenuhnya menguntungkan petani di Indonesia saat ini.

Baca juga: Gubernur Jabar sebut sektor pertanian paling tangguh terhadap COVID-19

Hal ini, katanya, disebabkan tidak meratanya infrastruktur, khususnya untuk mengangkut hasil panen serta panen raya yang berbarengan.

"Ini masalah selalu berulang, harus ditemukan mekanisme penyerapan dan distribusi yang baik supaya tidak ada penumpukan saat panen. Harus dicari terobosan bagaimana improvisasi pada aspek distribusi hasil pertanian," kata Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu.

Pemerintah juga diharapkan dapat menyerap hasil produksi petani dengan harga yang layak sehingga dapat mendongkrak NTP, khususnya subsektor tanaman pangan dan holtikultura.

Menurut dia, pertanian merupakan sektor pengungkit pertumbuhan ekonomi yang dapat diandalkan sehingga perubahan orientasi pertanian di Indonesia harus diarahkan pada konsep kedaulatan pangan sebagaimana tercantum dalam RPJMN dan telah menjadi visi pemerintahan.

"Prinsip-prinsip kedaulatan pangan juga sudah sesuai dengan Deklarasi PBB tentang Hak Asasi Petani dan Rakyat yang Bekerja di Pedesaan (UNDROP) menjadikan para petani dan nelayan sebagai produsen utama yang menghasilkan pangan tanpa tergantung importasi," katanya.

Baca juga: Anggota DPR inginkan pelaku usaha pertanian prioritaskan tenaga lokal

Distribusi lahan melalui program reforma agraria dan diversifikasi pangan, kata dia, justru lebih tepat untuk segera dilaksanakan saat ini.

"Hal ini sekaligus dapat menjadi solusi di tengah krisis pangan disaat pendemi Covid-19 seperti saat ini," kata Gus AMI.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan produk domestik bruto (PDB) RI pada kuartal II-2020 minus hingga 5,32 persen, secara kuartalan, ekonomi terkontraksi 4,19 persen dan secara kumulatif terkontraksi 1,26 persen.

Namun di saat bersamaan PDB sektor pertanian tumbuh 16,24 persen pada kuartal II-2020.

Pertanian menjadi sektor utama penopang produk domestik bruto yang tumbuh mencapai 2,19 pada kuartal II 2020, sementara empat sektor lainnya tumbuh negatif yakni industri (-6,19 persen), perdagangan (-7,57 persen), konstruksi (-5,39 persen) dan pertambangan (-2,72 persen).

Kontribusi pertanian pun meningkat dari 13,57 persen pada kuartal II 2019 menjadi 15,46 persen pada kuartal II 2020.

Baca juga: Menjadikan pertanian sebagai daya tarik kalangan muda

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2020