Kita harus tahu betapa sulitnya Bung Karno dan keluarga hidup di pengasingan pada tahun 1934.
Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid memandang perlu menjaga situs-situs sejarah perjuangan bangsa, termasuk situs Bung Karno di Ende, agar anak dan cucu mengerti dan paham sejarah perjuangan bangsa.

Jazilul Fawaid dalam rilisnya yang diterima di Jakarta, Selasa, menekankan perlunya hal itu karena generasi milenial saat ini lebih paham pop Korea atau K-Pop.

Hal itu karena pemahaman dan pendidikan sejarah buat mereka belum disampaikan secara masif dan dengan teknologi dan budaya yang sesuai dengan perkembangan zaman.

Baca juga: Pemerintah alokasikan Rp250 miliar untuk pengembangan Bandara Ende

"Kita harus tahu betapa sulitnya Bung Karno dan keluarga hidup di pengasingan pada tahun 1934," katanya.

Saat mengunjungi situs Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jazilul Fawaid menuturkan bahwa berjuang untuk kemerdekaan bangsa merupakan perbuatan mulia dan luar biasa.

"Bung Karno pada masa itu diasingkan di kota kecil dan terpencil namun tetap gigih berjuang. Untuk melanjutkan perjuangan para pahlawan bangsa ini, harus mengisinya dengan perbuatan nyata," katanya.

Di Ende, kata dia, banyak jejak dan peninggalan presiden ke-1 RI Soekarno saat menjalani masa pengasingan.

Untuk itu, politikus PKB berharap agar Kabupaten Ende mendapat perhatian dari pemerintah pusat.

"Hal itu agar masyarakat Ende menjadi bangga dari apa yang dimiliki di tempat ini," katanya lagi.

Baca juga: Festival Parade Pesona Kebangsaan Tandakan Ende Kota Pancasila

Ia berharap situs pengasingan lebih mendapat perhatian dari pemerintah yang selama ini sepertinya di tempat itu hanya sebatas menjaga apa yang ada.

Pria asal Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur itu mendorong agar di sekitar situs pengasingan ada lahan parkir sehingga kendaraan pengunjung tidak berhenti di jalan.

Selain itu, lanjut dia, perlu adanya sentuhan teknologi dari koleksi-koleksi yang ada.

Dengan sentuhan teknologi, dia berharap mampu lebih menjelaskan asal usul koleksi dan barang yang ada.

"Misalnya, setrika yang ada itu buatan mana. Sentuhan teknologi lewat digitalisasi koleksi bisa dijelaskan setrika itu bikinan daerah atau negara mana," katanya.

Koordinator Nasional Nusantara Mengaji minta agar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memperhatikan situs Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende.

Dia menyayangkan kalau bantuan dari pemerintah pusat akan diberikan bila sesuatu jelas memberikan keuntungan dan pendapatan.

Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2020